Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

THR dan Cuti Bersama Tumbuhkan Konsumsi 5,2 Persen
Oleh : Redaksi
Senin | 11-06-2018 | 16:04 WIB
uang12.jpg Honda-Batam
ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yiudhistira Adhinegara memperkirakan kebijakan cuti bersama dan peningkatan THR bagi PNS yang diberikan pemerintah pada tahun ini akan memberikan dorongan kuat bagi konsumsi.

Proyeksinya, kebijakan tersebut akan mendorong konsumsi tumbuh sampai 5,2 persen atau naik dibanding kuartal I kemarin yang hanya 4,95 persen. Maklum saja, kebijakan tersebut turut berdampak pada peredaran uang dan belanja masyarakat.

"Dari segi peredaran uang dalam arti luas juga lebih naik dibanding tahun lalu. Setidaknya Juni 2018 uang beredar naik sebesar 11,5 persen hingga 12 persen secara tahunan," katanya, Senin (11/6/2018).

Bhima memproyeksikan kenaikan konsumsi tersebut bisa mengobati mandegnya pertumbuhan ekonomi akibat terhentinya kegiatan investasi dan ekspor netto saat perpanjangan cuti bersama Lebaran tahun ini. Berkaca pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 kemarin, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi memang cukup dominan.

Data BPS menunjukkan bahwa kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi masih mencapai 2,72 persen. Kontribusi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan gabungan pembentuk modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor yang hanya berperan 1,41% saja.

Walaupun berdampak positif, Bhima berharap tahun depan pemerintah tidak ceroboh lagi dalam mengambil keputusan. Dia meminta kepada pemerintah untuk melibatkan pengusaha dalam membuat putusan yang berkaitan dengan cuti bersama

Pelibatan penting dilakukan untuk memudahkan pengusaha dalam membuat rencana bisnis

Pemerintah tahun ini memperpanjang cuti bersama Lebaran. Dengan perpanjangan tersebut cuti bersama Lebaran 2018 sebanyak tujuh hari 11,12,13,14,18,19 dan 20 Juni.

Walaupun sifatnya tidak wajib, kebijakan tersebut telah mengurangi produktifitas, khususnya di sektor padat karya, seperti; tekstil, pakaian jadi, alas kaki dan makanan minuman.

Kondisi tersebut menurut Bhima bisa berdampak pada ekspor Juni ini. "Sepanjang Juni pun aktivitas ekspor diprediksi turun, pengusaha juga menahan impor bahan baku industri. Keputusan investasi juga ikut tertunda, harus dihitung dampak negatif ke beberapa sektor utama PDB," kata Bhima.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton J. Supit mengatakan perpanjangan cuti bersama tanpa melibatkan dunia usaha juga membuat roda bisnis terganggu. Perusahaan yang biasanya sudah membuat rencana bisnis sejak setahun sebelumnya harus mengubah kebijakan, rencana produksi, ekspor dan penentuan hari-hari liburnya.

"Kalau mendadak bisa jadi persoalan, nama perusahaan bisa jadi jelek, kena penalti dan lain-lain," ucap Anton.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha