Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Oknum Guru di Tanjungpinang Ancam Siswa Tak Diikutkan Ujian Kalau Tak Lunas Uang Kas
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 20-11-2017 | 18:14 WIB
Siswa-SMP.jpg Honda-Batam
Siswa SMP (Sumber foto: Pojok Sumut)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Hanya karena belum membayar uang kas sekolah sebesar Rp20.000, oknum guru di salah satu sekolah SMP di Tanjungpinang, nekat mengancam anak muridnya, tidak akan diikutkan pada Ujian Semester.

Hal itu dialami salah seorang siswa SMP di salah satu sekolah di Tanjungpinang, yang mengadu dan memberitahukan ancaman gurunya tersebut pada Alfiansyah, salah seorang wali murid atas dana kas sekolah yang belum dilunaskan anaknya.

Kendati enggan menyebutkan nama anak dan sekolah tempat anaknya belajar dengan alasan takut akan menambah tekanan pada sang anak dari pihak sekolah jika dipublikasikan media, kepada wartawan Alfiansyah mengaku sangat menyesalkan sikap guru dan sekaligus wali murid anaknya itu, yang tidak mengedepankan pendidikan karakter tetapi malah membuat ancaman untuk menakut-nakuti.

"Jadi anak saya ini ditakut-takuti oleh wali kelasnya, jika tidak melunasi uang kas Semester I, maka tidak boleh ikut ujian. Inikan sudah tidak benar. Bukan masalah uangnya, tapi masalah ancaman yang masih juga dilakukan oleh guru di era sekarang ini," kata Alfiansyah pada BATAMTODAY.COM, saat ditemui di Km V bawah, Tanjungpinang, Sabtu (18/11/2017).

Alfiansyah mengakui, jika sebelumnya pihak guru di sekolah anaknya belajar memang pernah menyosialisasikan tentang pungutan uang kas kelas tersebut kepada wali murid. Hanya saja, tidak pernah mengatakan bahwa uang kas kelas tersebut diwajibkan harus membayar dan jika tidak membayar siswa tidak boleh ikut ujian.

"Memang seluruh wali murid setuju, tapi tidak ada bahasa yang mengatakan kalau tidak bayar uang kas, tidak boleh ikut ujian. Lagian ini uang kas bukan uang BP3, kenapa guru bisa segitunya meminta sampai mengancam-ancam siswa," cerita pria yang akrab disapa Pian itu.

Ancaman oknum guru, tidak akan ikut ujian semester kalau tidak bayar uang kas kelas itu, dikatakan Alfiansyah, diungkapkan anaknya ketika baru pulang sekolah.

Dan karena merasa takut, sang anak saat itu langsung meminta uang pada orang tuanya untuk pembayaran uang kas tersebut, karena takut, nanti tidak ikut ujian.  

"Saat pulang sekolah, anak saya langsung minta uang, karena katanya takut tidak bisa ikut ujian, kalau tak melunasi uang kas itu," sebut Pian.

Menurutnya, kekurangan uang kas anaknya tersebut hanya Rp20 ribu, itu dikarenakan pihaknya lupa untuk membayar. Dan mengenai besaran, pihaknya selaku orang tua mengaku tidak keberatan atas pungutan kas kelas yang dilakukan wali murit tersebut.

"Yang membuat kita geram sebagai wali murid, mengapa guru kelas di sekolah itu harus mengancam, sehingga membuat perasaan dan karakter anak menjadi sedih dan semangat belajar sekolahnya menjadi menurun," ujar Pian.

Sementara program pembangunan Sumber Daya Manusia Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terus mendengungkan, untuk penguatan pendidikan agar seluruh guru mengedepankan pendidikan karakter (PPK) pada siswa di Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Menteri Pendidikan, Muhadjir Effendy mengatakan, pendidikan karakter tersebut berupa harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) sesuai dengan falsafah Pancasila.

Pian berharap, hendaknya Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang dapat menegur oknum guru yang bersangkutan. Sehingga pernyataan ancaman yang dapat menurunkan semangat dan karakter anak dapat dihindari.

"Ini harus jadi perhatian Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang dan akan saya laporkan," katanya.

Editor: Udin