Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bentrok Antar-Pelajar SMK di Sukabumi, Satu Tewas
Oleh : Redaksi
Sabtu | 18-11-2017 | 15:26 WIB
Jenazah-Rayhan1.gif Honda-Batam
Jenazah pelajar SMK Lodaya, Rayhan, dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans dari RSUD Syamsudin, Sukabumi, Jawa.Barat, Sabtu (18/11/2017).(KOMPAS.com/Budiyanto)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Seorang pelajar SMK Lodaya bernama Rayhan Jamal Akram (17) akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD R Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2017) sekitar pukul 02.00 WIB.

Siswa kelas 3 jurusan Mesin Otomotif itu dilaporkan menjadi korban bentrokan antar-pelajar dua SMK swasta berbeda, Jumat (17/11/2017) pada pukul 12.00 WIB, di sekitar jembatan Cikukulu, Jalan Raya Sukabumi-Bogor, Desa Cibolangkaler, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

"Dari keterangan saksi, kedua belah pihak pelajar SMK ini awalnya saling ejek. Hingga akhirnya terjadi kejar-mengejar, namun dari korban jumlahnya lebih sedikit," kata Kepala Polsek Cisaat,Kompol Budi Setiana kepada wartawan saat di RSUD Syamsudin, Sabtu siang.

Dia menjelaskan saat terjadi aksi kejar-kejaran itulah pelajar yang akhirnya meninggal dunia ini terjatuh. Selanjutnya para pelajar SMK swasta yang mengejarnnya langsung mengeroyok korban. Saat itu korban mengalami banyak luka.

"Korban mengalami luka-luka diduga akibat senjata tajam jenis golok," ujar dia.

Oleh sejumlah kawannya, lanjut dia, pelajar yang menderita cedera langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Betha Medika Cisaat. Korban sempat mendapatkan penanaganan medis di rumah sakit swasta tersebut. Namun karena lukanya berat, akhirnya korban dirujuk ke RSUD R Syamsudin dan meninggal Sabtu dinihari.

"Hasil otopsi ada beberapa luka di tubuh korban dan ada luka yang mematikan di sekitar paha yang memutuskan urat nadi ke jantung. Korban meninggal karena kekurangan darah," katanya.

Terkait perkaranya, Budi menjelaskan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan sejumlah barang bukti milik korban, dan meminta keterangan saksi.

"Perkaranya masih penyelidikan, dan para pelaku sudah teridentifikasi namun masih perlu pendalaman," ungkap Budi.

Sementara itu, orangtua korban, Hendri Ristiandi (42) mengungkapkan keluarga sudah pasrah menerima takdir atas meningganya anak pertama dari tiga bersaudara tersebut. Untuk proses perkara, pihak keluarga menyerahkan kepada pihak kepolisian.

"Kami berharap para pelakunya segera terungkap dan perkaranya terus diusut sesuai hukum berlaku," ungkap Hendri kepada Kompas.com saat menunggu di Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Syamsudin.

Jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Kampung Cibolang RT 29 RW 07 Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat. Selanjutnya jenazah akan dishalatkan di Masjid kampung setempat, seterusnya dimakamkan di taman pemakaman umum kampung setempat.

Sumber: Kompas.com
Editor: Yudha