Anjloknya Pertumbuhan Ekonomi Kepri

BPS Kepri Tidak Pernah Dilibatkan dalam Peningkatan Perekonomian
Oleh : Ismail
Selasa | 26-09-2017 | 22:18 WIB
Panusunan-Siregar-BPS-Kepri1.gif
Kepala BPS Provinsi Kepulauan Riau, Panusunan Siregar (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau, Panusunan Siregar, mengaku selama ini pihaknya tidak pernah dilibatkan dalam mengatasi keterpurukan pertumbuhan perekonomian di Kepri. Padahal, pihaknya selalu membuka diri berkoordinasi bersama Pemerintah Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mendeteksi gejala yang menyebabkan keterpurukan perekonomian saat ini.

Menurutnya, Pemerintah Daerah harus menyiapkan formula khusus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kepri yang dua tahun terakhir mengalami penurunan dan akhirnya terpuruk pada tahun 2017 ini. Padahal, pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Kepri sempat berada pada angka 7,38 persen. Lalu, menurun pada tahun 2014 menjadi 7,00 persen, 2015 pada angka 6,36 persen, 2016 menyentuh 5,17 persen, kemudian anjlok pada semester pertama 2017 pada angka 1,52 persen.

Kondisi tersebut tentu saja menjadi pukulan keras bagi Pemerintah Daerah yang berimbas pada masyarakat. Mengingat, kritisnya ekonomi Kepri menyebabkan daya beli masyarakat yang berkurang drastis, serta bertambahnya angka pengangguran akibat kurangnya lapangan pekerjaan.

"Kami mendeteksi gejalanya. Karena kami yang pegang data. Sedangkan yang menyediakan solusi pemecah masalah adalah Pemerintah Daerah melalui OPD. Kami selalu membuka diri berkoordinasi bersama Pemerintah Daerah," ujarnya saat memberikan Seminar bertajuk "Membedah Perlambatan Ekonomi Kepri" pada Peringatan Hari Statistik Nasional di Kantor BPS, Jalan Ahmad Yani, Tanjungpinang, Selasa (26/9/2017).

Ia menambahkan, ada beberapa sektor yang menjadi pemicu terpuruknya pertumbuhan ekonomi Kepri. Yakni, sektor industri pengolahan, infrastruktur dan pertambangan. Ditambah lagi, selama ini 71 persen geliat ekonomi Kepri ditentukan oleh Batam.

"Jika ekonomi Batam meningkat satu persen, maka menyumbang 0,76 persen pertumbuhan ekonomi Kepri. Dan, berlaku sebaliknya jika menurun," terangnya.

Namun, lanjut Panusunan, dari ketiga sektor yang menjadi pemicu dalam merosotnya ekonomi Kepri, 91 persen dipengaruhi oleh sektor pengolahan yang notabene terpusat di Batam. Jadi, bila sektor pengolahan tersebut terganggu atau mengalami kemerosotan yang mendalam, akan sangat mempengaruhi anjloknya pertumbuhan ekonomi Kepri.

"Jadi sudah jelas, mengapa ekonomi kita anjlok. Karena, sektor industri di Batam sedang sangat merosot, maka mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kepri," sebut Panusunan.

Oleh karena itu, untuk mengejar peningkatan pertumbuhan ekonomi Kepri, lanjut Panusunan, Pemprov Kepri melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat membuat formula agar pertumbuhan ekonomi menjadi stabil. Yakni, dengan menggali potensi pendapatan di daerah lainnya. Artinya, tidak hanya menjadikan Batam sebagai penyumbang terbesar geliat perekonomian Kepri.

"Dibutuhkan pemerataan sektor industri ke daerah lainnya dengan menggali potensi yang ada di tiap daerah," anjurnya.

Kemudian, tambah Panusunan, Pemerintah Daerah harus menggesa penyerapan anggaran agar pembangunan di seluruh wilayah Kepri bisa terlaksana. Dengan demikian, penyerapan anggaran sebagai salah satu stimulus pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dapat tumbuh berkembang.

Editor: Udin