Istikhosah Akbar dan Tausyah Kebangsaan di Tanjungpinang

Ketua PBNU Ajak Masyarakat Kepri Jaga Toleransi dalam Bingkai NKRI
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 16-08-2017 | 09:38 WIB
PBNU-00.gif
Kunjunngan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj ke Tanjungpinang. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengimbau seluruh masyarakat di Kepri harus terus menjaga sikap toleransi dan gotong royong dalam miniatur kesatuaan NKRI, dengan terus berpegang pada pilar kebangsaan. Ini, akan membuat Kepri semakin unnggul.

Hal itu dikatakan KH Said Aqil Siradj pada acara silaturahmi dan istighosah akbar yang diselenggarakan PBNU Kota Tanjungpinang di Masjid Agung Alhikmah Tanjungpinang, Senin (14/8/2017).

Sekarang ini, tambah Said Akil Siradj, banyak kesalehan yang ditampakan secara lahiriah, bahkan sikap ketaatan dan kedisplinan beribadah begitu tinggi dan kesemarakan yang kompak. Tetapi pada saat yang bersamaan pelanggaran terhadap norma-norma agama terjadi pada orang kelompok tertentu.

Bahkan tingkat kejahatannya, melebihi orang tidak mengenal agama. Padahal semua perilaku mereka dan kelompoknya atas nama agama.

"Hal ini tidak lain karena pendidikan atau tarbiyah yang dijalankan serba instan. Hanya mengutamakan kedisiplinan fisik. Tidak diisi dengan kerohanian yang mendalam," ujarnya.

Agama yang diajarkan secara instan dan dangkal serta sepintas, tambah Rais Aam Syuriah PBNU ini, hanya menjadi kedok, dan dengan mudah dijadikan sebagai alat manipulasi. Padahal perbuatan yang memamerkan amal tetapi tanpa isi seperti itu menurut Allah merupakan kedurhakaan.

KH Said Aqil menambahkan, seorang ulama yang menyampaikan ceramah harus menyampaikan dengan cara yang baik, mendidik dan santun sesuai dengan amalan agama Islam yang benar.

"Seorang ulama itu menyampaikan kebaikan bukan mengajarkan kebencian atau menghasut orang lain," tegas dia.

Islam tambah Said, tidak pernah mengajarkan kekerasan dan tidak pula mengajarkan kebencian, karena Islam diturunkan Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam, Rahmatan lil'alamin.

Terkait Politik, Said Aqil berpandangan, seorang ulama juga boleh berpolitik, asalkan orientasinya bertujuan untuk membangun keumatan, bisa membangun negara ini dengan kebersamaan hingga bukan individual apa lagi kelompok.

Editor: Gokli