Ini Jawaban Mengejutkan dari Komisaris PT KJJ Soal Pembakaran Alat Berat
Oleh : Charles Sitompul
Jum\'at | 30-06-2017 | 14:38 WIB
kantor-PTKJJ1.gif
Kantor PT KJJ di Hotel Halim Tanjungpinang terlihat sepi. (Foto: Charles)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Salah satu Komisari PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ), Said Jafaar, mengaku belum mengetahui adanya pembakaran puluhan alat berat milik perusahaannya oleh sejumlah massa di Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas.

"Saat ini saya tidak tahu. Saya tidak mengurusi masalah operasional dan teknis perusahaan," kata Said Jafaar kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (30/6/2017).

Namun, ia menegaskan bahwa PT KJJ yang bergerak di bidang perkebunan karet dan tanaman penghasil getah di Jemaja, Kabupaten Anambas, telah memiliki Ijin Usaha Perkebunan (IUP) dari Pemerintah Provinsi Kepri dan Izin Pemanfaatan Hutan (IPH) dari Kementerian Kehutanan.

"Untuk izin, seluruhnya kami sudah punya, baik dari Gubernur Kepri maupun Kementerian Kehutanan. Terakhir kemarin, adalah Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) juga sudah diurus," tegasnya.

Said Jafar menambahkan, berdasarkan IPH dan IUP yang dimiliki, pihaknya mengelola 3.600 hektar lahan di Jemaja. Dan untuk tahap awal operasional, katanya, perkebunan PT KJJ menargetkan akan mengelola 500 hektar lebih.

"Namun belum beroperasi, sudah banyak yang menentang dan melakukan penolakan. Hal ini sangat kami sayangkan," ujarnya.

Sementara kantor PT KJJ di kawasan Hotel Halim, Jalan DI Panjaiatan KM 7 Tanjungpinang, yang didatangi BATAMTODAY.COM untuk meminta konfirmasi terkait peristiwa pembakaran sejumlah alar berat milik perusahaannya, terlihat sepi dan tidak satupun karyawan yang berkantor.

Namun kondisi kantor terlihat terbuka dan AC dalam keadaan menyala. Sebuah mobil Ford BP 1638 TY dan mobil Avanza putih terlihat parkir di halaman kantor perusahaan tersebut. Salah seorang pekerja hotel mengaku, kalau karyawan perusahaan PT KJJ tersebut telah masuk kerja, namun untuk operasional kebanyakan di Jemaja Anambas.

"Tapi di sini ada 6-7 orang lah karyawanya. Bos besar sama direkturnya warga negara Malaysia sangat jarang datang ke sini," sebutnya.

Editor: Yudha