Ini Mudus Penyelundupan Rokok di Kepri
Oleh : Harjo
Jum'at | 24-03-2017 | 17:51 WIB
danlantamal-IV.gif

Danlantamal IV, Laksma TNI S Irawan menjelaskan jalur tikus yang digunakan para penyelundup rokok ilegal dari singapura serta pendistribusiannya ke daerah di Indonesia (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Batam - Berkaitan dengan semakin maraknya peredaran rokok tanpa cukai di Kepulauan Riau, berdasarkan pengakuan nakhoda KM Mega Sari yang telah diamankan oleh tim WFQR Lantamal IV, beberapa waktu lalu, modus yang digunakan oleh para penyelundup rokok adalah melakukan proses bongkar muat di pelabuhan tidak resmi atau “pelabuhan tikus”.

“Mereka berangkat dari pelabuhan Jurong Singapura dengan membawa muatan rokok selanjutnya berangkat menuju perairan perbatasan untuk melakukan transfer muatan rokok di tengah laut. Dengan menggunakan boat pancung yang berukuran relatif lebih kecil berukuran 5 meter," terang Danlantamal IV, Laksma TNI S Irawan saat ekspos tangkapan kapal bermuatan ratusan ton minyak ilegal milik pengusaha Tanjunguban di Mako Lantamal IV Tanjungpinang

Baca: Tim WFQR Lantamal IV Amankan Kapal Bermuatan Ratusan Ton Minyak Ilegal Milik Pengusaha Tanjunguban

Muatan rokok selanjutnya dibawa menuju pelabuhan tikus untuk bersembunyi sambil melihat situasi. Apabila dirasakan situasi sudah memungkinkan, barulah proses bongkar muatan dilakukan untuk selanjutnya didistribusikan kepada agen atau kaki tangan yang ada di berbagai daerah terpisah,” tutur Danlantamal IV.


 

Danlantamal IV, Laksma TNI S Irawan menjelaskan jalur tikus yang digunakan para penyelundup rokok ilegal dari singapura serta pendistribusiannya ke daerah di Indonesia (Foto: Harjo)

Lebih lanjut Danlantamal IV menjelaskan, beberapa daerah tujuan pengiriman rokok ilegal yang telah teridentifikasi oleh tim WFQR Lantamal IV, di antaranya ke Riau daratan, yakni Dumai dan Tembilahan yang dikirim melalui daerah Selat Panjang dan daerah Kijang Bintan.  
 
“Peredaran rokok ilegal dari luar negeri yang masuk ke Indonesia tanpa cukai jelas-jelas sangat merugikan perekonomian Negara. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi para stakeholder untuk bersinergi dalam upaya pemberantasan penyelundupan,” pungkasnya.  

Editor: Udin