Saber Pungli Tanjungpinang Siap Bekerja, Syahrul Ultimatum Guru tidak Coreng Pendidikan
Oleh : Habibie Khasim
Kamis | 16-03-2017 | 16:39 WIB
sosialisasi-saber-pungli.gif

Sosialisasi tim sapu bersih pungutan liar (Saber Pungli) Kota Tanjungpinang di Gedung Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tanjungpinang, Kamis (16/3/2017). (Foto: Habibie Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Kota Tanjungpinang akhirnya bergerak melakukan sosialisasi tentang keberadaan dan tugas serta fungsinya. Sosialisasi tersebut dimulai dari lingkungan pendidikan di Kota Tanjungpinang, yang diadakan di Gedung Perpustakaan dan Arsip Tanjungpinang, Kamis (16/3/2017).

Wakil Walikota Tanjungpinang, Syahrul, yang membuka kegiatan tersebut mengultimatum pendidik dan tenaga kependidikan agar tidak mencoreng nama baik pendidikan di Tanjungpinang.

Mencoreng di sini adalah, guru yang tertangkap tangan atau secara diam-diam melakukan pungutan liar. Sebagai pendidik, hal ini tentunya menjadi pantangan besar untuk dilakukan.

"Saya ingatkan para guru, jangan mencoreng dunia pendidikan. Jangan ada guru yang melakukan pungli. Kalau ada, kita tidak akan membantu. Dia mencoreng dunia pendidikan, tentunya juga mencoreng nama saya, karena saya adalah mantan guru," tutur Syahrul.

Mantan kepala sekolah ini mengatakan, kegiatan sosialisasi yang dilakukan langsung menyentuh dunia pendidikan, karena memang dalam waktu dekat akan ada kegiatan yang rawan terjadi pungli.

"Dalam waktu dekat ini ada Ujian Nasional (UN), terus bagi ijazah, kemudian penerimaan siswa baru. Ini sangat rawan terjadi pungli, makanya kita utamakan sosialisasi ke pendidik dan tenaga kependidikan," tutur Syahrul.

Dengan adanya Saber Pungli ini, aturan yang ada telah jelas. Jika memang akan melakukan pungutan, kata Syahrul, guru harus melakukan pembicaraan terlebih dahulu dengan Komite Sekolah.

"Aturannya, Kepala Sekolah harus mengkoordinasikan dengan Komite Sekolah. Selain itu dibuatkan secara tertulis, dan tembusannya harus langsung ke Tim Saber Pungli. Jadi tidak bisa hanya Komite Sekolah saja," jelas Syahrul.

Syahrul mengimbau agar Kepala Sekolah dan guru mulai meninggalkan cara lama dan kembali dalam fitrahnya. Menurut Syahrul, pendidik dan tenaga kependidikan memiliki tugas mulia dan tanggung jawab yang besar tentunya. Untuk itu, diharapkan guru tidak ada yang melakukan pungli di sekolah.

"Saya tidak mau dengar ada guru yang terkena OTT (operasi tangkap tangan), atau tertangkap melakukan pungli," tegasnya.

Editor: Udin