Peringatan Hari Perempuan Sedunia

KDRT Dominasi Kasus terhadap Perempuan di Kepri
Oleh : Ismail
Rabu | 08-03-2017 | 18:02 WIB
Misni.gif

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APP dan KB) Provinsi Kepri, Misni (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Hari Perempuan Internasional dirayakan di berbagai negara termasuk Indonesia pada setiap tanggal 8 Maret. Dalam peringatan Hari Perempuan Internasional yang ke-106 pada tahun 2017 ini, rupanya tidak mengurangi tingkat eksploitasi kaum hawa di Kepulauan Riau.

Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APP dan KB) Provinsi Kepri, hingga tahun 2016 lalu kasus kekerasan terhadap perempuan di Kepri sekitar 248 kasus.

"Kasus trafficking dewasa dan KDRT dewasa, umumnya pada perempuan, menduduki peringkat pertama di Kepri saat ini," ujar Misni, Kepala DP3APP dan KB Kepri kepada BATAMTODAY.COM, Rabu (8/3/2017).

Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan tersebut, lanjut Misni, mulai mengalami peningkatan sejak 2011 hingga 2016 lalu. Menyusul di peringkat kedua, kasus perdagangan manusia (trafficking) dewasa kaum perempuan yang berjumlah 180 kasus.

Misni mengungkapkan, mulai tahun 2011-2016, kasus yang masuk ke DP3APP dan KB Kepri berjumlah 774 kasus. Di antaranya, kasus terhadap Hak Asuh Anak sebanyak 62 kasus, pelecehan seksual anak 49 kasus, kekerasan terhadap anak 35 kasus, perlindungan perempuan 35 kasus.

Lalu, kasus penelantaran dewasa sebanyak 29 kasus, perceraian 25 kasus, Non KTP 22 kasus, anak bermasalah hukum 24 kasus, serta anak perlindungan khusus 34 kasus. Serta, kekerasan terhadap perempuan dan trafficking dengan total di atas.

"Yang mendominasi dua kasus itu (KDRT dan Trafficking)," sebutnya.

Kendati demikian, Misni bertekat di tahun 2017 ini menekan angka kasus tersebut. Untuk itu, ia mengajak Pemerintan Kota/Kabupaten se-Kepri mencanangkan program pencegahan yang nyata agar kasus itu bisa dikurangi.

"Kita juga di tahun 2017 ini sudah membuat program, di antaranya diversi, program 3 End seperti stop masalah kasus anak, stop masalah perdagangan perempuan dan stop terhadap akses ekonomi perempuan," tukas Misni.

Editor: Udin