Pengoperasian SWRO Batu Hitam dan Penyengat Tunggu MoU Bersama Pemprov Kepri
Oleh : Habibi
Kamis | 09-02-2017 | 16:02 WIB
Walikota-tanjungpinang-bertemu-satker-SWRO1.jpg

Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah saat melakukan pertemuan dengan Satuan Kerja pengelolaan SWRO. (Foto: Habibi)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Kota Tanjungpinang bersama Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Kepulauan Riau telah membicarakan mengenai pengelolaan sea water reverse osmosis (SWRO) atau pengolahan air laut menjadi air tawar yang terletak di Jalan Batu Hitam dan Pulau Penyengat.

Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan, Pemko Tanjungpinang siap mengelola sistem pengolahan air tersebut. Hanya saja harus menunggu kebijakan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan melakukan MOU bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

"Jadi kita menunggu dulu Satker memfasilitasi untuk izin pengelolaan dari Kementerian PU, kemudian setelah jelas, maka barulah kita MOU dengan Pemprov Kepri agar bisa kita kelola," tutur Lis saat ditemui di Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senggarang, Kamis (9/2/2017).

Lis mengatakan, saat ini pihaknya akan menggesa hak pengelolaan SWRO tersebut. Untuk pengelolaan, Lis mengatakan Pemko Tanjungpinang sangat siap untuk pengelolaannya.

"Kita juga sudah membahas masalah ini dengan gubernur, dan gubernur sangat mendukung. Makanya kita tinggal menggesa izin pengelolaannya, baru MOU dengan Provinsi dan mengurus kerjasama pinjam pakai aset SWRO yang dari Provinsi," terang Lis.

Terkait operasional dan pemeliharaan, Pemko Tanjungpinang pun telah bekerja sama dengan Satker dalam melakukan pelatihan teknis pengelolaan SWRO.

Menurut Kasatker Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Kepulauan Riau, Farid Dibyo Mayangkoro, pelatihan akan dilakukan pada tanggal 16 Februari mendatang.

"Pelatihannya sampai mereka benar-benar paham tentang pengoperasian sistem ini. Setelah itu, sudah ada MOU dan syarat sudah terpenuhi, kita langsung jalan," tutur Farid saat ditemui ditempat yang sama.

Selain mengadakan pelatihan, Farid mengatakan bahwa pihaknya juga bersedia bekerjasama untuk melakukan pemeliharaan mesin SWRO tersebut. Namun, kata dia, diharapkan setelah beberapa bulan melakukan pemeliharaan, 9 orang yang ditunjuk Pemko Tanjungpinang sebagai tim pengelola tersebut bisa mandiri.

Kemudian, untuk listrik, Lis mengatakan akan dilakukan upgrade listrik untuk SWRO ini. Pasalnya, saat ini hanya menggunakan solar Cell yang cuma mampu bertahan selama 4 jam. "Yang jelas akan kita lengkapi semuanya," tutur Lis.

Mengenai harga air yang dijual kemasyarakat, Lis mengatakan jauh lebih murah, yaitu hanya Rp. 2000 galon, sementara saat ini di Penyengat kalau beli galon sekarang Rp. 8 ribu, kemudian di Tanjungpinang harga air galon Rp. 5 ribu.

"Makanya jauh lebih murah dengan air SWRO ini. Sudah terjamin kebersihannya dan harganya jauh lebih murah," tutur Lis.

Terkait jumlah masyarakat yang telah terdata untuk penggunaan SWRO di Batu Hitam sebanyak 5000 warga. Sementara di Penyengat akan dibentuk depot-depot air minum yang berasal dari SWRO.

Editor: Yudha