Ini Fakta Sejarah dan Mitos Imlek bagi Masyarakat Tionghoa
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 24-01-2017 | 12:14 WIB
Penampilan-Barongsai01.jpg

Penampilan barongsai oleh siswa Sekolah Permata Harapan. (Foto: Suci)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Imlek, merupakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa. Perayaan tahun baru Imlek dimulai di hari pertama bulan pertama sesuai penanggalan Tionghoa, dan berakhir dengan Cap Go Meh.

Menurut Ketua Umum Ikatan Tionghoa Muda (ITM), Edyanto, Imlek sesuai denga fakta sejarah dari daratan China merupakan perayaan musim semi dengan berakhirnya musim dingin dan memasukki musim semi, yakni musim bercocok tanam.

Bagi masyarakat Tionghoa atau keturunan Tionghoa di seluruh dunia, Imlek dirayakan sebagai salah satu perayaan terpenting dan terbesar, termasuk di Asia Tenggara yang tidak memiliki musim semi.

Keturunan Tionghoa di Asia Tenggara tetap merayakan Imlek layaknya hari besar keagamaan agama lain. Momen perayaan Imlek itu menjadi kesempatan berkumpul sanak family.

Di samping itu, Edyanto juga menjelaskan mengenai mitos Imlek, sesuai kepercayaan masyarakat Tionghoa dikenal adanya "monster nian" yang selalu menggangu leluhur masyarakat Tionghoa di pergantian musim semi. Bahkan, hewan menyerupai gabungan Singa dan Harimau itu memangsa sebagian warga.

Suatu tahun di saat “monster nian” kembali datang dan saat itu menargetkan seorang kakek tua. Ketika hendak memakan sang kakek tua, secara tidak sengaja baju sang kakek terbuka dan nampak pakaian dalam khas budaya Tionghoa berwarna merah. Karena melihat pakaian dalam sang kakek, “monster nian” tidak jadi memakannya dan bahkan lari ketakutan.

Akhirnya masyarakat Tionghoa tahu bahwa “monster nian” takut akan warna merah dan takut akan segala sesuatu berbunyi keras. Makanya, menjadi tradisi masyarakat Tionghoa dalam penyambutan Imlek dengan meletakan kain merah dan memasangan lampion merah di depan rumah, hingga baju atau pakaian serba merah ataupun menyalakan petasan ketika Imlek.

"Seiring perkembangan zaman, para leluhur masyarakat Tionghoa membuat repikal monster nian berupa hewan menyerupai gabungan singa dan harimau, tetapi bertanduk satu di kepala. Sekarang dikenal dengan tradisi atau tarian barongsai yang diiringi suara musik keras, perpaduan antara gendang, tambungan dan gong," tulis Edyanto, menceritakan sekilas fakta sejarah dan mitos Imlek, yang diterima BATAMTODAY.COM pada Selasa (24/1/2017) siang.

Editor: Gokli