Aspel B3 Indonesia Siap Bersinergi Bersama BLH Kepri
Oleh : Hadli
Rabu | 21-09-2016 | 18:50 WIB
Apel-B3.gif

Kepala BLH Provinsi Kepri, Yerri Suparna, memberikan cinderamata kepada Ketua DPP Aspel B3 Indonesia, Barani Sihite (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kemitraan Asosiasi Pengusaha Limbah (Aspel) B3 Indonesia bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Kepri terjalin baik, dalam menjaga lingkungan yang bersih dari pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Wilayah Kepri.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Kepri, Yerri Suparna mengatakan, BLH sangat membutuhkan peran Aspel B3 Indonesia sebagai asosiasi yang menangani persoalan limbah B3.

Yerri mengungkapkan, pihaknya bersama Kementrian BLH dan Kementerian Kemaritiman, tengah menyelidiki temuan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang terdampar di wilayah Kepri.

Kepala BLH Provinsi Kepri, Yerri Suparna, saat menyambut silaturahmi Aspel B3 Indonesia di Dompak, Tanjungpinang (Foto: Hadli)

Limbah Berbahaya dan Beracun yang ditemukan hampir setahun sekali itu, merupakan limbah B3 jenis sludge oil. Seperti pada kawasan wisata Lagoi dan Trikora di Bintan dan beberapa titik di Batam.

"Temuan itu hampir terjadi pada musim Utara. Dugaannya, kapal yang melintas di laut OPL pada musim itu membuang limbah yang dikemas dalam karung limbah. Atau sebelum musim Utara sudah dibuang, sehingga pada saat  musim Utara, limbah tersebut naik kepermukaan dan hancur menyebar," ujarnya, kemarin.

Adanya Aspel B3 Indonesia, menurutnya BLH Kepri mendapat kemudahan untuk menggali informasi lebih detail mengenai proses Limbah B3 yang ditemukan. Selain itu, terjadinya pencemaran di tempat wisata dan pemukiman masyarakat pinggir pantai, jelas merugikan negara yang dirasakan masyarakat.

"Tentunya dengan temuan Limbah B3 tersebut, wisawan yang masuk akan berkurang, karena patai sudah tercemar. Negara dan masyarakat yang dirugikan," tutur dia.

Sekjen Aspel B3 Indonesia, Samsul Hidayat mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan data-data limbah yang dibutuhkan BLH Kepri. Sebab, tambahnya BLH merupakan mitra kerja Aspel B3 Indoensia.

"Secepatnya akan kami siapkan data yang dibutuhkan untuk membantu pemerintah menangani pencemaran lingkungan yang terjadi dari penemuan Limbah B3 tersebut," terangnya.

Kepala BLH Provinsi Kepri, Yerri Suparna, berfoto bersama pengurus ASPEL B3 Indonesia di Dompak, Tanjungpinang (Foto: Hadli)

Sementara itu, Ketua DPP Aspel B3 Indonesia, Barani Sihite memastikan, limbah jenis Sluge Oil yang terdampar di pinggir pantai pada musim Utara bukan berasal dari perusahaan yang tergabung dalam Aspel.

"Karena yang namanya limbah, bagi kami memiliki nilai ekonomis. Setelah proses pendauran bisa kami manfaatkan kembali. Lantas, bila kami buang tentunya kami tidak bisa mengambil keuntungannya. Bahkan kami mencari limbah tersebut," terangnya.

Editor: Udin