Mahasiswa KKN di Desa Nerekeh Lingga Menyatu dengan Warga
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 26-08-2016 | 11:03 WIB
gorokkn.jpg

Para mahasiswa KKN sedang bergotong royong bersama warga di Desa Nerekeh Lingga. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Suara miring dari masyarakat Desa Nerekeh, Kabupaten Lingga atas sikap 12 mahasiswa Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa mereka itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Buktinya, saat dosen lapangan mengecek para mahasiswa KKN tersebut, tidak terdengar cerita seperti yang diungkapkan Sekretaris Desa (Sekdes) Nerekeh, Budi Setiawan.

"Tadi saya dan Abu sempat singgah ke Posko KKN mahasiswa di Nerekeh. Tak ada cerita maupun keluhan dari mahasiswa maupun masyarakat. Bahkan mahasiswa sempat bertegur sapa dengan beberapa anggota masyarakat dengan nada bergurau dan tanggapan masyarakat positif. Bahkan pada saat bersamaan ada dua mahasiswi sedang nonton TV di rumah masyarakat," demikian tutur Suyito Tito S.Sos MA, dosen Prodi Sosiologi dan juga salah seorang pembimbing lapangan mahasiswa KKN Stisipol Raja Haji kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (26/8/2016).

Ditambahkan Suyito, ada yang perlu dicermati dengan bijak apa yang diungkapkan oleh Sekdes Budi Setiawan. "Apa yang dimaksud oleh beliau dengan membuat cerita miring? Tidak ada contoh konkritnya," lanjut Suyito Tito.

Kalau soal tempat tinggal yang serumah antara mahasiswa dan mahasiswi, itu bukan kemauan mereka. Melainkan hanya itulah rumah yang disediakan oleh pihak desa.

Tetapi sejak beberapa hari lalu mereka sudah dipisah. Lantas, soal program kegiatan yang tidak terlihat, program seperti apa maksudnya? Apakah yang dimaksud itu program fisik? Kalau demikian maksudnya, maka perlu diingat bahwa mahasiswa itu bukan sinterklaus yang datang membawa kantong hadiah. "Mahasiswa itu datang membawa ide-ide, bukan proyek," tegasnya.

Sebaliknya, dosen STISIPOL Tanjungpinang itu justru mendengar adanya tarik menarik persaingan politik di Desa Nerekeh, antara Sekdes dan Kades.

Baca Juga: Masyarakat Desa Nerekeh Kecewa Perilaku Mahasiswa KKN di Desanya

"Soal persaingan politik, itu belum jelas. Selain itu, bisa jadi ada perbedaan persepsi tentang program kegiatan. Mungkin Sekdes mempertanyakan yang namanya program kegiatan itu harus bersifat fisik. Sementara itu, Kades memaknainya tidak mesti fisik tapi juga nonfisik. Sehingga, mahasiswa tidak bawa duit, maka kegiatan fisiknya mengikut saja dengan apa yang sudah direncanakan dan dianggarkan oleh desa," pungkasnya.

Editor: Dardani