Indonesia Perkuat Perlindungan WNI di Zona Konflik Lewat Skema Estia Plan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 07-02-2025 | 15:44 WIB
Estia-Plan.jpg
Pertemuan Konsultasi Politik RI-Siprus kedua yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (6/2/2025). (Foto: Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus memperkuat perlindungan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kawasan rawan konflik dengan memanfaatkan skema repatriasi 'Estia Plan'. Skema ini memungkinkan evakuasi WNI yang terdampak konflik di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Afrika Timur melalui Siprus.

Inisiatif ini menjadi salah satu poin utama dalam pertemuan Konsultasi Politik RI-Siprus kedua yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (6/2/2025). Pertemuan tersebut membahas berbagai aspek kerja sama bilateral, termasuk bidang politik, ekonomi, serta peningkatan hubungan antar masyarakat (people-to-people contact).

Selain itu, delegasi dari kedua negara turut mendiskusikan perkembangan situasi regional dan global yang dapat berdampak pada stabilitas kawasan.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi, memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan ini, sementara delegasi Siprus dipimpin oleh Permanent Secretary Kementerian Luar Negeri Siprus, Andreas S. Kakouris.

"Kami menyambut baik tawaran Siprus terkait kerja sama evakuasi melalui 'Estia Plan.' Selain itu, kedua negara sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral dengan kerja sama konkret di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, dan teknologi," ujar Umar Hadi, demikian dikutip laman Kemlu.

Ia juga mengapresiasi keputusan Siprus untuk membuka kembali Kedutaan Besarnya di Jakarta pada 2023 sebagai langkah yang mempererat hubungan diplomatik kedua negara.

Dalam kesempatan yang sama, Andreas Kakouris menekankan bahwa posisi geografis Siprus yang strategis sebagai pintu gerbang ke Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia, terutama dalam memperluas akses perdagangan dan investasi.

Lebih lanjut, Siprus juga menawarkan inisiatif bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui jalur maritim dengan skema 'Amalthea Plan', termasuk dalam upaya rekonstruksi wilayah tersebut.

Hubungan diplomatik Indonesia dan Siprus telah terjalin sejak 1987. Selain menghadiri konsultasi politik, delegasi Siprus juga melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI dan Wakil Menteri Luar Negeri RI guna memperkuat komitmen kerja sama di masa depan.

Editor: Gokli