Usulkan Izin Khusus Warga Kepri ke Singapura

Nurdin Bahas Peluang Investasi di Kepri dengan Wamenlu Singapura
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 04-08-2016 | 10:15 WIB
nurdindanmenlusing.jpg

Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Nurdin Basirun saat menerima kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Singapura, Maliki bin Osman di Gedung Graha Kepri Batam. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nurdin Basirun menerima kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Singapura, Maliki bin Osman, di Gedung Graha Kepri Batam, Rabu (3/8/2016). Wamenlu didampingi oleh lima orang stafnya.

Dalam pertemuan itu, Gubernur Nurdin Basirun didampingi sejumlah pejabat SKPD serta pejabat lainya di Kepri. Pertemuan tersebut membahas berbagai peluang kerjasama bisnis dan tenaga kerja. Serta, kemungkinan pembuatan aturan baru untuk mempererat hubungan silaturahmi historis antara Kepulauan Riau dan Singapura.

Nurdin menyebutkan, Kepri secara historis memiliki hubungan emosional dengan Singapura. Bahkan, dulu wilayah Singapura termasuk juga Malaysia merupakan satu bagian Kesultanan Melayu Riau Lingga yang tidak terpisahkan. Warga Kepri menganggap orang Singapura adalah saudara mereka. Begitu juga dengan warga Singapura, menganggap Kepri adalah kampung mereka.

"Hanya saja, hubungan historis ini tidak bisa diterima dalam teori kedaulatan negara. Meski begitu, bukan berarti kita juga harus memutus hubungan silahturrahmi dari historis ini. Hubungan historis ini bisa kita manfaatkan untuk kerjasama yang lebih bermanfaat," ungkap Nurdin.

Dalam kesempatan itu, Nurdin juga mengusulkan pada Wamenlu Singapura, agar ada satu aturan berupa izin khusus bagi warga Kepri yang dapat masuk ke Singapura.

Selain itu, Nurdin juga meminta Menlu Singapura untuk mendorong para pengusaha Singapura untuk berinvestasi di Kepri. Demikian juga peluang rekrutment tenaga kerja terampil formal dari Kepri, agar bisa difasilitasi oleh Wamenlu Singapura itu bekerja di Singapura.

"Kami juga mengharapkan, Sigapura dapat membuka peluang tenaga kerja asal Kepri, seperti perawat dan tenaga medis lainya di Singapura. Sehingga dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan yang dimiliki. Mengenai standarnya, tolong disampaiakan, agar dapat kami penuhi dengan mengadakan berbagai pelatihan seperti bahasa Inggris atau Mandarin," jelas Nurdin.

Dalam kesempatan itu, Menlu Singapura Maliki bin Osman juga sangat menyambut baik permintaan Nurdin. Bahkan, dia menegaskan, tujuan utamannya berkunjung ke Kepri adalah untuk mempererat hubungan silaturrahmi yang sudah ada sejak raja-raja Melayu dulu.

"Hubungan historis ini tidak bisa dihapuskan. Kami menganggap Kepri adalah saudara terdekat kami. Maka itu, nanti berbagai permintaan Gubernur untuk memberikan kesempatan bekerja lebih besar bagi warga Kepri dan mendorong investasi lebih besar lagi akan kami sampaikan secara khusus ke Menlu," papar Maliki.

Maliki bin Osman juga menyampaikan undangan khusus dari Singapura untuk Nurdin. Undangan tersebut merupakan undangan bagi tetamu khusus untuk bertemu para pimpinan Singapura dan diberi kesempatan menyampaikan berbagai hal terkait daerahnya.

Terkait permintaan Nurdin mengenai investasi, Maliki bin Osman mengharapkan kepastian hukum atas berbagai persoalan yang terjadi di Kepri, seperti kejelasan aturan dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), demo buruh, pengurusan perizinan, dan biaya-biaya yang tak tercatat.

Menanggapi itu, Nurdin mengatakan bahwa berbagai informasi buruk yang diterima pengusaha Singapura tidak seburuk yang terjadi di lapangan.

"Semua masalah yang dihadapi dapat di konsultasikan dengan pemerintah. Dan kami di Kepri akan terus berjuang untuk itu, termasuk ke Jakarta. Investor dari singapura tidak perlu ragu, pemerintah pusat dan daerah akan merespon. Pusat dan daerah juga akan sangat merespon penanaman investasi di kabupaten/kota di Kepri yang penuh dengan potensi," tegas Nurdin.

Editor: Dardani