Waduh, Baru Saja Diserahkan, Pompong Pelajar Pulau Penyengat Ini Dulang Keluhan
Oleh : Habibie Khasim
Rabu | 03-08-2016 | 09:00 WIB
Tunjuk-pompong.jpg

Anggota DPRD Tanjungpinang dari Komisi I, Hendi Anumerta, yang merupakan penggagas pompong untuk pelajar Pulau Penyengat itu akan menyusun jadwal keberangkatan pompong (Foto: Habibie Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Kota Tanjungpinang baru saja memberikan bantuan kepada para pelajar di Pulau Penyengat berupa pompong untuk mengangkut mereka pergi dan pulang sekolah. Namun, baru saja diserahkan, pompong tersebut telah banyak dikeluhkan oleh pelajar, karena tekong pompong disebut-sebut seenaknya dan tidak menunaikan tanggung jawabnya sebagai tekong pompong itu.

Menurut para pelajar, memang pompong itu menjemput siswa saat ingin berangkat sekolah ke perkotaan Tanjungpinang, namun tidak bisa mengangkut semuanya. Akibatnya banyak siswa yang akhirnya ikut pompong berbayar.

Selain itu, mereka mengaku juga sering tidak dijemput saat pulang sekolah, sebab pompong tidak standby di pelabuhan untuk menjemput siswa. Alhasil, lagi-lagi mereka mengeluarkan uang untuk ikut pompong berbayar.

"Kami cuma difasilitasi saat pergi saja pagi, sementara pulangnya jarang dijemput, jadi kami naik pompong tambang," ujar salah satu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 yang enggan disebutkan namanya tersebut saat diwawancara, Selasa (2/8/2016).

Pemanfaatan bantuan ini pun ternyata simpang siur, pasalnya menurut siswa, tekong pompong malah nambang masyarakat umum menggunakan bantuan tersebut.

"Ada yang melihat dia (tekong) membawa penumpang umum," ujar siswa itu lagi.

Menurut salah satu Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9, Nora, perlu adanya sosialisasi siapa saja yang boleh memanfaatkan fasilitas pompong tersebut. Karena menurut Nora yang tinggal di Tanjungpinang, awalnya tidak diperbolehkan oleh tekong, setelah berdebat tekong pun mengizinkan.

"Saya melihat pompong subsidi ini datang dari penyengat, ketika saya ingin ikut pompong ini kembali ke penyengat yang membawa pompong tidak mengizinkan. Saya merasa saya juga berhak dengan fasilitas ini." ujar Nora.

Menurut Nora, harusnya memang diadakan monitoring setelah penyerahan pompong ini. Siapa saja yang berhak dan jam brapa saja jalannya serta apakah pulang anak sekolah juga dijemput atau tidak, itu semua harus diperjelas.

Terkait hal ini, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanjungpinang dari Komisi I, Hendi Anumerta, yang merupakan penggagas pompong tersebut mengatakan, memang dia juga mendengar selentingan tersebut. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah, memang untuk bahan bakar pompong tersebut memang belum ada, sehingga masih menggunakan bahan bakar milik kelurahan.

"Makanya agak susah juga, jadi tahun depan baru kita anggarkan untuk bahan bakarnya. Namun, tetap tekong harus konsisten, dan tidak boleh menarik penumpang umum," ujar Hendi saat dihubungi, Selasa (2/8/2016).

Terkait pompong ini, memang Hendi akan mengusulkan untuk dibuatkan jadwal keberangkatan dan proses antar-jemput siswa, akan dilakukan sebanyak 4 trip. Di mana pergi ke Tanjungpinang 2 trip dan pulang ke Penyengat 2 trip lagi.

"Waktunya juga akan saya suruh susun nanti. Yang jelas lewat dari waktu tetap ditinggalkan, kita tidak bisa menunggu siswa," ujar Hendi.

Hendi mengatakan, akan terus memantau bersama pihak kelurahan selaku pengelola pompong tersebut.

"Jika salah tetap kita tegur, kalau perlu kita ganti yang lebih bertanggung jawab," ujar Hendi.

Editor: Udin