859 Siswa SD di Tanjungpinang Alami Gangguan Penglihatan
Oleh : Roland Aritonang
Senin | 09-05-2016 | 13:28 WIB
gangguan-mata.jpg

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Di Kota Tanjungpinang ada sebanyak 859 siswa Sekolah Dasar yang mengalami gangguan penglihatan. Dimana umur rata-rata penderita gangguan pada mata ini berumur 8-12 tahun, mendapat bantuan kacamata gratis dari Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin). 

Wakil Wali Kota Tanjungpinang Syahrul mengatakan Gapopin memiliki program nasional Sejuta Kacamata untuk Anak Indonesia dan fokus mencari anak- anak yang mengalami gangguan pada mata dan kebetulan untuk Kepulauan Riau mendapatkan bantuan sebanyak 500 anak yang mendapatkan kacamata.

"Program ini dikhususkan untuk anak-anak yang yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan sekarang sedang menginventisir anak-anak yang akan mendapatkan," kata Syahrul saat ditemui di Sekolah Dasar Negeri 04 Kota Tanjungpinang, Senin (9/5/2016).

Menurutnya jika dilihat dari gangguan kesehatan mata, sekarang ini masih diperiksa secara manual maupun secara komputer untuk mengetahui apakah mengalami gangguan rabun jauh atau rabun dekat untuk masing-masing anak.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Rustam mengatakan ‎kalau mengenai target untuk anak yang akan mendapat kacamata ini, ada sebanyak 500 orang tetapi sudah dikoordinasikan kepada Gapopin untuk menambah penerima kacamata ini sehingga bisa menjadi 800 orang lebih.

"Selain di sekolah dasar kami juga akan melakukannya di empat kecamatan di Kota Tanjungpinang dan ada juga di beberapa puskesmas yang kita lakukan pada hari ini sampai dengan hari jumaat,"katanya.

Rustam juga menjelaskan program ini diutamakan untuk anak-anak yang kurang mampu, kalau yang mampu otomatis dapat membelinya dan yang untuk kurang mampu ini sangat membantu.

"Tim pemeriksaan dari Gapopin cabang dari kepulauan Riau dan untuk kacamatanya dari Jepang," ungkapnya.

Harapannya semoga program ini bisa dijalankan dengan baik sehingga dapat membantu anak-anak kita untuk mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.

Editor: Dodo