Target Perekrutan Teroris Adalah Generasi Muda
Oleh : Roland Aritonang
Kamis | 14-04-2016 | 18:47 WIB
IMG_20160414_115049.jpg
Mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Ahmad Syaroni (paling kanan) mengatakan target perekrutan teroris adalah generasi muda (Foto: Roland Aritonang)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Ahmad Syaroni, sebagai pembicara dalam seminar pelibatan masyarakat dalam mencegah faham redikalisme, terorisme melalui perspektif sosial budaya di Kepulauan Riau ‎menyatakan, rata-rata umur pelaku pengeboman yang terjadi di Indonesia mayoritas adalah kaum generasi muda.

"Kalau kita lihat, rata-rata pengeboman atau teroris di Indonesia ini merupakan yang berumur 19 tahun sampai 30 tahun‎," ujar Ahmad Syaroni saat memberikan materi kepada perserta seminar yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris Kepulauan Riau bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kepri di Hotel CK Tanjungpinang, Kamis (14/4/2016).

‎Menurutnya, sasaran utama oleh para kaum teroris ini adalah para pelajar sekolah menengah pertama dan para mahasiswa, sedangkan sasaran selanjutnya adalah masyarakat umum dan para karyawan.

"Para teroris ini mempunyai metode tersendiri untuk mempengaruhi para sasarannya, seperti dengan alasan mencarikan kerja, dengan diskusi-diskusi dan melalui jaringan internet seperti off line dan online, misalnya medsos," katanya.

Dia juga mejelaskan, radikal terorisme ini berawal dari radikal pemikiran seperti yang sedang marak di daerah-daerah seperti di Indonesia, dan ini bisa diantisipasi supaya tidak terjerat kepada para terorisme.

"Bebeberapa antisipasi dalam menangkal terorisme seperti dengan cara mempelajari Islam dengan paripurna dan ahlinya, kenali modus perekrutan NII, tolak dengan tegas bila mulai diajak kajian yang sembunyi-sembunyi, berdialog kepada orang lain bila mendapatkan materi Islam yang tidak mengerti dan kritis walaupun konteks agama, agar tidak mudah tersugesti yang merupakan pintu awal perkrutan dari oknum teroris," jelasnya

Di tempat yang sama, Guru Besar Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Bambang Pranowo yang juga sebagai pembicara mengatakan, seseorang bisa terekrut akibat ‎kecenderungan untuk mendukung atau menyetujui pandangan dan sikap keagamaan dari orang, tokoh kelompok atau gerakan yang berorientasi pada radikalisme.

‎"Bibit radikalisme dan terorisme berawal pada ideologi setiap orang atau individu dan radikalisme merupakan faham yang menghendaki perubahan dari akar-akarnya‎," tutupnya

Dalam acara seminar pelibatan masyarakat dalam mencegah faham redikalisme, terorisme melalui perspektif sosial budaya di Provinsi Kepulauan Riau ini diikuti oleh 250 perserta dari seluruh kalangan Lembaga Swadya Masyarakat (LSM)

Editor: Udin