Tak Diberi Makan Siang, Buruh Pemotong Dahan Dinas Kebersihan Tanjungpinang Mogok Kerja
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 10-02-2016 | 18:29 WIB
IMG_20160210_142602.jpg
Dahan pohon yang sempat dipotong sejumlah BHL Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang (Foto : Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tidak diberi makan siang, puluhaan Buruh Harian Lepas Dinas Kebersiahan, Pertamanan dan Pemakaman (PHL-DKPP) Kota Tanjungpinang mogok kerja dan meninggalkan kerjaannya memotong dahan kayu di Jalan Wiratno Tanjungpinang.

Salah seorang pekerja mengaku, sejak pagi hingga siang mereka melakukan pemotongan dahan kayu sejumlah pohon besar di Jalan Wiratno Tanjungpinang. Namun saat makan siang tiba, ransum dan makan siang bagi pekerja itu, tak kunjung diberikan DKPP Kota Tanjungpinang. Sehingga, mereka terpaksa pulang kerumahnya masing-masing

"Makan siang tak kunjung datang, semua sudah pada lapar, maka itu pulang dululah ke rumah," ujar salah seorang pekerja yang ingin namanya disebut Tom, Rabu (10/2/2016) dilokasi.

Pekerja lain, Raja Rusli dan rekannya juga mengatakan, pihaknya sebagai BHL di DKPP Kota Tanjungpinang itu hanya digaji Rp50 ribu perhari, ditambah makan siang satu kali.

"Tapi karena nasinya tadi terlambat datang dan teman-teman sudah lapar, makanya pemotongan dahan kayu ini dihentikan dulu, dan teman-teman pulang ke rumah masing-masing untuk makan," sebut Rusli.

Pantauan BATAMTODAY.COM, ‎dari sejumlah pohon yang ada di Jalan Wiratno Tanjungpinang, hanya sebahagian dahannya yang dipotong. Seutas tali dan peralatan lain, terlihat masih tergantung di atas pohon tinggi di jalan tersebut.

"Rencananya, besok dilanjutkan pemotongan, karena tadi sampah dan dahan pohonnya sudah banyak juga yang dipotong. Lalu lintas jalan juga sudah terlalu lama ditutup," sebut Raja Rusli lagi.

Sementara itu, Kepala DKPP Kota Tanjungpinang, Al-Mazawar Amal yang dikonfirmasi terkait mogok dan tidak bekerjanya BHL akibat tidak mendapatkan makan siang ini, belum memberikan keterangan. Bahkan SMS yang dilayangkan belum juga dijawab.

Sedangkan Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Riono, sangat menyayangkan kejadiaan mogok dan mangkraknya pelaksanaan pemotongan dahan kayu oleh pekerja, karena tidak diberi makan siang itu.

"Coba nanti saya tanya ‎dulu ke Kadisnya, kok bisa seperti itu. Karena sebenarnya biaya operasional untuk pemeliharaan taman di Dinas Kebersiahaan, Pertamanan dan pertamanan itu sudah ada," ungkapnya.

Sebelumnya, kuat dugaan akibat kurangnya pemeliharaan dan pemotongan pohon yang akarnya lapuk, serta pemotongan dahan yang menjuntai pada sejumlah pohon di jalan Kota Tanjungpinang, telah menelan korban seorang pengendara motor Vario merah, Marlina yang tewas tertimpa pohon tumabang ‎di Jalan Wiratno sekitar pukul 14.30 Wib, Sabtu (6/2/2016) lalu.

Sebuah dahan pohon besar, tepat menimpa tubuh ibu paru baya itu, dibagiaan dada. Selain korban Marlina, seorang ibu bersama anaknya yang mengendarai motor Honda Beat hijau BP 3295 BM juga mengalami patah tulang.

Selain menimpa dua pengenda motor yang sedang lewat itu, pohon mahoni besar yang ternyata akarnya sudah lapuk ini juga menimpa satu tiang listrik hingga patah, bersama kabel listrik lainnya.


Editor : Udin