Pameran Produk Kreatif JPI Raup Omset Puluhan Juta Rupiah
Oleh : Habibi
Kamis | 29-10-2015 | 17:58 WIB
Teluk_Bintan-20151029-01177.jpg
Suasana stand pameran JPI di Tanjungpinang. (Foto: Habibi)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pameran produk ekonomi kreatif Jambore Pemuda Indonesia (JPI) se-Indonesia di lapangan Dewa Ruci, diyakini akan mendapatkan omset puluhan juta rupiah. Indikasinya, seluruh stand dari 33 Provinsi se-indonesia ramai dikunjungi oleh masyarakat Kepulauan Riau. Bahkan, dihari ke-3 JPI, barang dagangan para peserta telah banyak habis terjual.

Stand-stand yang berjejer di lapangan Dewa Ruci menjjual barang-barang khas dari daerah asal masing-masing peserta. Mulai dari kuliner, souvenir, pakaian dan kerajinan tangan disajikan untuk pengunjung.

"Kita lihat antusias masyarakat sangat besar, daya beli mereka juga besar, karena memang barang-barang yang dijual belum tentu bisa didapatkan, kalau tidak disini. Kami yakin omsetnya akan puluhan juta rupiah," ujar Humas JPI, Muharoni saat ditemui BATAMTODAY.COM di Lapangan Dewa Ruci, Kamis (29/10/2015).

Di ujung timur, ada Papua yang menjual minyak kelapa yang jernih sekali untuk ibu-ibu memasak, tas anyaman khas Papua dan jus buah merah yang berkhasiat untuk berbagai macam penyakit.

"Buah merah ini berkhasiat untuk stamina, asam urat, bahkan HIV, kami mneyediakan dengan bentuk jus," ujar peserta JPI dari Papua, Alfons.

Berbeda dengan Papua, Papua barat menjadikan buah merah sebagai minyak dan dijadikan sebagai produk unggulan. Herman, dari Papua Barat mengatakan, minyak buah merah hampir sama khasiat jus buah merah daru Papua.

"Kami juga menjual kayu akway jozz yang berkhasiat untuk stamina dan itu khusus dewasa," ujar Herman.

Maluku Utara membawa sirup buah pala, kue kenari dari ternate, dan cincin besi putih. Provinsi tetangga, Maluku, menjual abon ikan cakalang dan sagu tumbu. Sementara itu, dari Gorontalo membawa kain karawo.

Kemudian, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjual sirup markisa, banang-banang khas makasar, songkok recak, kopi arabika toraja, baju kreasi modern, dan tau-tau dari toraja. Sulawesi Barat (Sulbar) membawa sarung dari sutra yang akrab disebut lipak sa'beh, kue khas, Baye Kacang. Sulawesi Utara tidak mau kalah, mereka membawa cakalang, ikan kaleng yang diproduksi oleh UKM, kacang kawangkoan dari tomohon dan ikan roa salai.

Sulawesi Tengah, membawa bawang goreng dari bawang batu, keripik daun kelor, madu lebah salak, coklat dan kerajinan kayu hitam. Kalimantan Selatan menjual Sasirangan, yang sejenis batik namun tidak dilukis tapi dijahit. Kalimantan Barat, membawa khas mereka, minuman lidah buaya, coklat, permen dan manisan dan lempok durian.

Kalimantan Tengah membawa kerajinan rotan, hiasan dinding, peci, tas dari kulit nyamu, cendra mata dari getah pohon nyatu, kain benang bintik, amplang, gelang mandau. NTB, membawa permata khas, yaitu Mutiara air tawar dan air laut, kain songket dan susu kuda.

Sementara itu NTT membawa selendang tenun ikat. Kemudian Provinsi Bali membawa  baju pantai barong. Jawa Timur membawa batik, kripik buah, wajik kletik, Madu Mongso dan batik tenun kedri. Jawa Tengah membawa sendal enceng gondok, tas dari enceng gondok ambarawa,  tempat pnsil pelepah pisang dan kain batik khas Jateng.

Provinsi Banten menjual Gipang, keripik pisang, Koja suku Badui dan hasil tenunan khas suku Badui. Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyajikan kuliner, cendera mata dan produk unggulan seperti batik, menong, angklung, minuman lidah buaya, belimbing, dodol depok, dodol garut, abon djambal, kripik mangga, simping, kerupuk kulit, belut asap.

"Kita juga membawa Batagor buah instan dan bumbu rujak," ujar peserta JPI asal jabar, Septian Sugara.

Kemudian, terakhir, ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta mebawa pernak-pernik khas Betawi, seperti Kerak Telor dan Roti Buaya. Kemudian ada juga kerajinan tangan dari seng berbentuk vespa.

Editor: Dardani