APBD-P Kepri 2015 Defisit, Proyek Fisik Ditunda Hingga 2016
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 20-10-2015 | 19:48 WIB
agung-mulyana-harmoni.jpg
Penjabat Gubernur Provinsi Kepri, Agung Mulyana.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Penjabat Gubernur Provinsi Kepri, Agung Mulyana mengatakan, dengan defisitnya APBD Perubahan 2015 sebesar Rp757 miliar, secara otomatis pembangunan sarana fisik dialihkan ke APBD 2016.

"Untuk kegiatan proyek fisik, kita bicarakan lagi nanti di APBD 2016," kata Agung Mulyana kepada BATAMTODAY.COM di Gedung DPRD Kepri, Selasa (20/10/2015).

Dia juga menyatakan, selain mengalami defisit anggaran, dengan waktu yang tinggal 2 bulan lagi, diperkirakan kegiatan fisik juga sangat tidak memungkinkan lagi untuk dilaksanakan.

Agung juga menyatakan, dinamika perkembangan sosial dan ekonomi Nasional yang saat ini mengalami fluktuasi, secara tidak langsung sangat mempengaruhi perekonomian Provinsi Kepri secara umum.

Asumsi makro ekonomi APBN 2015 yang memprediksi terjadinya pelemahan rupiah, juga mengakibatkan meningkatnya tekanan pada neraca perdagangan Indonesia dan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.

Di sisi lain pemerintah juga memprediksi, berkurangnya pendapatan Negara akibat menurunnya lifting dan harga minyak mentah akan berdampak pada sektor penerimaan pendapatan negara di sektor migas.

"Secara langsung akan berdampak pada penerimaan dana perimbangan bagi hasil daerah, khususnya Kepri sebagai salah satu daerah penghasil migas, dan hal tersebut berdampak langsung pada penurunan APBD 2015," sebut Agung.

Atas kondisi perekonomian Nasional ini, maka Pemerintah Provinsi Kepri melakukan berbagai penyesuaian asumsi makro ekonomi dalam penyusunan APBD-P 2015, dengan tujuan agar keuangan daerah dapat memberikan respons terhadap situasi perekonomian Nasional.

"Perubahan APBD, dilakukan dengan memperhatikan kriteria perkembangan, yang tidak sesuai lagi dengan asumsi Kebijakan Umum APBD Murni 2015, khususnya kemampuan ekonomi makro yang disepakati terhadap kemampuan fiskal daerah," ujarnya.

Selain itu, perlunya perubahan APBD 2015 Kepri juga disebabkan, tidak tercapainya proyeksi pendapatan daerah, serta adanya perbedaan target Silpa yang meleset setelah hasil pemeriksaan BPK pada APBD 2014.

"Pembahasan di TAPD Pemerintah Kepri, dari Rp 3,6 triliun APBD Murni sebelumnya mengalami penurunan sebesar 20,56 persen atau Rp 757 miliar sehingga APBD-P 2015 direncanakan Rp 2,7 triliun," jelasnya.  Baca: Defisit Rp757 Miliar, APBD Perubahan Kepri 2015 Rp2,9 Triliun

Terjadinya defisit dan penurunan APBD ini, tambah Agung, disebabkan adanya pengurangan estimasi PAD, yang juga berdampak pada pengurangan belanja daerah Provinsi Kepri 2015. Demikian juga estimasi pembiayaan juga mengalami penurunan Rp 121 miliar dari Rp 443 miliar pada APBD Murni 2015.

Editor: Dodo