Gubernur Ansar Tegaskan Kepri Siap Jadi Lumbung Devisa dengan Konservasi Kelautan Berkelanjutan
Oleh : Redaksi
Jumat | 23-08-2024 | 17:04 WIB
Ansar-Lokarya1.jpg
Gubernur Kepri Ansar Ahmad. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad mengatakan Kepulauan Riau dapat menjadi masa depan Indonesia jika eksistensi dalam mengelola potensi kelautannya dapat dikelola dengan baik. Hal ini dikarenakan Provinsi Kepulauan Riau telah diakui sebagai 'Permata Biru Ekonomi di Gerbang Utara Indonesia'.

"Kepri akan menjadi lumbung besar negara untuk menghasilkan devisa demi memakmurkan masyarakat," kata Gubernur Ansar saat membuka 'Lokakarya Inisiasi Forum Mitra Pembangunan/Komite Daerah Konservasi Laut Provinsi Kepri' di Aula Wan Seri Beni Dompak, Kamis (22/8/2024).

Acara yang digagas Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemprov Kepri, USAID kolektif, dan stakeholder lainnya ini bertujuan untuk membentuk forum yang memberikan dukungan kolaboratif dari berbagai mitra dalam konservasi dan pengelolaan potensi kelautan dan perikanan yang besar di Kepulauan Riau.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Gubernur Ansar menegaskan upaya ini memerlukan komitmen semua pihak terutama pemangku kepentingan. Karena konservasi kawasan wilayah laut harus diperoleh secara berkelanjutan.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah menetapkan kawasan kawasan konservasi laut. Sejauh ini sudah ada 6 kawasan konservasi yang telah ditetapkan dimana 2 di antaranya sudah mendapatkan surat Keputusan menteri kelautan dan perikanan.

"Yang pertama ada di Kepulauan Anambas seluas 1,2 juta hektar yang pengelolanya langsung oleh pemerintah pusat titik satu lagi ada di kabupaten Bintan seluas 138.000 hektar. 4 wilayah konservasi lainnya sudah diusulkan kepada kementerian kelautan dan perikanan sehingga saat ini kawasan konservasi di Kepri menyumbang 10% dari total kawasan konservasi di Indonesia," jelasnya.

Terakhir Gubernur Anshar berharap forum ini dapat menjadi wadah bagi pemerintah dan seluruh stakeholder pemberdayaan kawasan konservasi untuk memberikan dukungan cara berkelanjutan.

"Jadikan forum ini wadah efektif untuk berkolaborasi bagaimana laut dapat menjadi andalan kita untuk mensejahterakan masyarakat," pesannya.

Sementara itu Chief of Party USAID Kolektif Wawan Ridwan mengatakan program USAID kolektif merupakan kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah program Republik Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan perikanan dalam hal peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia.

Ia menyebutkan saat ini terdapat 13 lokasi kerjasama tersebut di 5 provinsi di Indonesia dalam hal ini Kepri memiliki porsi yang cukup besar yakni sekitar 2 juta hektar yang dimandatkan USAID.

"Untuk itu apresiasi sebesar-besarnya kepada Gubernur Kepri atas terbitnya dua peraturan Gubernur mengenai UPTD. Keduanya menjadi landasan penting dalam membangun kawasan konservasi yang efektif karena hanya dengan manajemen yang baik kawasan konservasi akan memberikan manfaat tidak hanya bagi kelestarian alam namun juga ekonomi sosial masyarakat," ucapnya.

Memang pada kesempatan itu diserahkan juga dua Pergub pembentukan UPTD yang telah diterbitkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Sosial Provinsi Kepri.

Selain itu diserahkan pula berbagai penghargaan oleh Pemprov Kepri kepada berbagai stakeholder yang telah bersama-sama membantu melestarikan kawasan konservasi. Di kesempatan yang sama juga diserahkan bantuan perlengkapan pengawas bagi kelompok masyarakat pengawas dan klaim BPJS ketenagakerjaan bagi ahli waris nelayan.

Turut hadir dalam acara ini Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan KKP RI Muh. Firdaus Agung yang hadir secara virtual, Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin, Tim Percepatan Pembangunan, Para Kepala OPD, serta Ketua dan Anggota HNSI Kepri dan Kabupaten Kota.

Editor: Yudha