Bule Inggris Kagum dengan Tradisi Ziarah Makam Masyarakat Tanjungpinang
Oleh : Devi Handiani
Kamis | 05-01-2023 | 18:13 WIB
Bule-Inggris1.jpg
Nick, Peneliti Antropologi Asal London Inggris kagum dengan tradisi masyarakat Tanjungpinang yang masih terjaga hingga kini. (Devi/BTD)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Peneliti antropologi asal London Inggris bernama Nick mengikuti rangkaian kegiatan ziarah makam yang digelar Pemko Tanjungpinang, Kamis (5/1/2023). Ia mengaku kagum dengan tradisi atau adat istiadat yang masih terjaga baik hingga kini.

Nick mengaku baru pertama kali mengikuti serta menyaksikan langsung kegiatan ziarah makam lelulur masyarakat Tanjungpinang.

"Ketika ada rombongan begitu ramai, ada ibu Walikota, tidak hanya orang tua tapi juga yang muda membuktikan bahwa semua golongan masyarakat Tanjungpinang siap mendukung adat istiadat dan menghargai latar belakang sejarah serta pahlawan dan tokoh sejarah sehingga membuat Tanjungpinang ini makmur," ucap Nick dengan berbicara bahasa Indonesia dengan fasih.

Ia menuturkan, sejak melakukan penelitian tahun 2005 di Tanjungpinang, banyak sekali yang didapatkan. Ia bahkan sudah membuat sebuah buku tentang budaya Melayu di Kepri berjudul 'Biang Malay Indonesia'. Buku itu ditulis saat melakukan penelitian tentang pengobatan tradisional dan budaya Melayu.

Nick juga mengaku pernah mempromosikan wisata Pulau Penyengat dan objek wisata lain yang ada di Tanjungpinang kepada rekan-rekannya di London. Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu besarnya biaya pesawat untuk datang ke Indonesia, apalagi ditambah krisis moneter di Eropa serta aturan Covid.

"Pernah ada kawan datang untuk ketemu saya selama melakukan penelitian di sini, saya mengajak mereka ke Pulau Penyengat dan objek wisata lain di wilayah Tanjungpinang. Mereka sangat senang bermain ke Pulau Penyengat, tempatnya bersih dan menarik. Penuh nilai sejarah dan sekarang lebih bersih lagi. Saya berharap pada masa depan akan lebih mudah bagi wisatawan untuk datang ke Indonesia dan menikmati objek wisata di Kepri," pungkasnya.

Editor: Yudha