Indonesia dan WHO Perkuat Kerja Sama Tingkatkan Sistem Kesehatan Nasional
Oleh : Redaksi
Kamis | 16-01-2025 | 12:24 WIB
RI-WHO.jpg
Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menjalin kemitraan erat yang bertujuan memperkuat sistem kesehatan di Tanah Air. (Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sejak resmi menjadi anggota pada 1950, Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menjalin kemitraan erat yang bertujuan memperkuat sistem kesehatan di Tanah Air. Melalui berbagai program kolaboratif, kemitraan ini telah memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg Widyawati, mengungkapkan salah satu tonggak penting kerja sama tersebut adalah penerapan General Programme of Work (GPW) ke-14. Program ini bertujuan mempromosikan, melindungi, dan menyediakan layanan kesehatan untuk semua, dengan target ambisius melibatkan 1,2 miliar orang di seluruh dunia menjalani hidup yang lebih sehat, serta memastikan 430 juta orang mendapatkan akses layanan kesehatan tanpa hambatan finansial.

WHO memproyeksikan anggaran sebesar USD 11,1 miliar untuk periode 2025–2028 demi mendukung implementasi GPW-14 di berbagai negara, termasuk Indonesia. Selain itu, WHO juga memberikan hibah kepada Indonesia senilai USD 14 juta dalam bentuk uang dan jasa, serta donasi barang senilai USD 4,26 juta untuk periode 2024–2025.

Dana tersebut diarahkan untuk mendukung program prioritas, seperti pengendalian penyakit menular, peningkatan akses layanan kesehatan primer, dan promosi kesehatan.

Capaian Kerja Sama Indonesia-WHO
Kerja sama ini telah menghasilkan sejumlah pencapaian signifikan, di antaranya:

  1. Imunisasi Rutin
    Dukungan WHO terhadap program imunisasi di Indonesia telah berhasil menurunkan angka kematian bayi dan anak akibat penyakit seperti polio, campak, dan difteri. Saat terjadi wabah, WHO juga membantu kampanye imunisasi tambahan untuk memperluas cakupan vaksinasi.
  2. Pengendalian Penyakit Menular
    Indonesia menunjukkan kemajuan dalam deteksi dini, pengobatan, dan pencegahan penyakit seperti tuberkulosis dan malaria. Program pengendalian HIV/AIDS juga mendapat dukungan teknis dan finansial dari WHO.
  3. Kesehatan Ibu dan Anak
    WHO berkontribusi dalam meningkatkan pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan perawatan pasca persalinan. Upaya ini turut menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta memperbaiki status gizi anak dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
  4. Kesiapsiagaan dan Respons Darurat
    Saat pandemi COVID-19, WHO menjadi mitra strategis dalam surveilans, pelacakan kontak, dan vaksinasi. WHO juga memberikan bantuan medis dan logistik saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan banjir.
  5. Penguatan Sistem Kesehatan
    Melalui pelatihan tenaga kesehatan dan pengembangan sistem surveilans, WHO membantu Indonesia meningkatkan kemampuan memantau penyakit dan risiko kesehatan.
  6. Promosi Kesehatan
    WHO mendukung kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat, seperti berhenti merokok, pola makan bergizi, dan olahraga. WHO juga memberikan perhatian khusus pada kesehatan mental masyarakat.

Menurut Widyawati, kerja sama ini menjadi contoh positif bagi kolaborasi internasional di bidang kesehatan. "Ke depannya, kemitraan ini diharapkan dapat semakin diperkuat untuk menghadapi tantangan kesehatan global yang semakin kompleks. Dengan dukungan WHO, Indonesia berkomitmen mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam bidang kesehatan," ujarnya, demikian dikutip laman Kemenkes, Rabu (15/1/2025).

Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat sistem kesehatan nasional tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mencapai target kesehatan global yang berkelanjutan.

Editor: Gokli