Danrem Wira Pratama Pimpin Upacara Peringatan Hari Infanteri ke-74 di Tanjungpinang
Oleh : Devi Handiani
Senin | 19-12-2022 | 12:48 WIB
Hari-Infanteri-Ke-74.jpg
033/Wira Pratama, Brigadir Jenderal TNI Yudi Yulistyanto saat memimpin Upacara Hari Infanteri ke-74 di Lapangan Pamedan, Jalan Ahmad Yani Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Senin (19/12/2022). (Foto: Devi Handiani)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Gabungan personel TNI AD, Korps Brimob Polda Kepri, Satpol PP Tanjungpinang, FKPPI dan Pramuka mengikuti upacara Peringatan Hari Infanteri TNI AD ke-74 di Lapangan Pamedan, Jalan Ahmad Yani, Senin (19/12/2022) pagi.

Infanteri adalah pasukan tempur darat utama, di mana merupakan pasukan pejalan kaki yang dilengkapi persenjataan ringan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat.

Infanteri berasal dari kata infant yang berarti kaki, biasanya untuk menggambarkan para tentara muda yang berjalan kaki di sekeliling para kesatria yang menunggang kuda atau kereta. Oleh karena itu seorang infanteri harus memiliki kemampuan berkelahi, menembak, dan bertempur dalam segala medan dan cuaca.

Menurut sejarahnya, pada 19 Desember 1948 pukul 06.00 WIB, Tentara Belanda dipimpin Jenderal Spoor terdiri dari Divisi A, B dan C yang modern di Jawa, berupa gabungan 2 Divisi KNIL dan Divisi KL serta 3 Brigade di Sumatera melancarkan Agresi Militer II dengan mengebom Maguwo dan menerjunkan Paratroppen-nya, selanjutnya dengan cepat menyerbu Kota Yogyakarta dan mengepung Gedung Agung Yogya, di mana sebagian besar pejabat negara ada di dalamnya.

Menghadapi situasi demikian berdasarkan pertimbangan politik anggota kabinet memutuskan untuk menyerahkan diri dan memberi mandat kepada Mr Syarifudin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat Sementara (PDRI) di Sumatera guna melanjutkan perjuangan diplomasi. Mengetahui Belanda melancarkan Agresi Militer II, maka Panglima Besar Jenderal Soedirman pada pukul 08.00 WIB segera mengeluarkan perintah kilat No 1/PB/D/48 tanggal 19 Desember 1948 (oleh Soepardjo Rustam teks Perintah Kilat tersebut diberikan kepada Utoyo Kolopaking agar disiarkan secara luas melalui RRI Yogya) yang ditunjukan kepada Angkatan Perang RI untuk melawan musuh dengan melaksanakan Gerilya.

Dengan Keputusan Panglima Besar Jenderal Soedirman mengeluarkan Perintah Kilat No. 1/PB/D/48 tanggal 19 Desember 1948 maka satuan-satuan Angkatan Perang yang didukung masyarakat melaksanakan Perang Gerilya di seluruh daerah, karena persenjataan dan perlengkapan yang sangat terbatas dan seadanya tidak ada jalan lain kecuali menggunakan cara-cara Infanteri dalam menghadapi Tentara Belanda sehingga setiap Pertempuran dapat dimenangkan.

Tidak berlebihan bila tanggal 19 Desember 1948 tersebut merupakan Hari Kebanggaan Infanteri. Dari peristiwa bersejarah dikeluarkannya Perintah Kilat No 1/PB/D/48 tanggal 19 Desember yang secara nyata telah memberikan bukti kepada dunia akan keberadaan Tentara Nasional Indonesia masih tetap eksis serta memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka, 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Infanteri dan diperingati setiap tahun.

Upacara peringatan Hari Infanteri ini dipimpin oleh Komandan Korem 033/Wira Pratama, Brigadir Jenderal TNI Yudi Yulistyanto. Dalam amanat Pussenif (Pusat Kesenjataan Infanteri) yang dibacakan, mengatakan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada prajurit Infanteri atas pengabdian serta pengorbanannya hingga saat ini.

"Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada prajurit korps Infanteri di mana pun berada dan bertugas sehingga atas pengabdian dan pengorbanan sampai dengan saat ini mampu mengharumkan nama baik Korps Infanteri dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat para prajurit dan segenap warga instansi yang saya cintai dan saya banggakan," ujar Danrem 033/WP.

Danrem juga melanjutkan latar belakang historis lahirnya Hari Infanteri tidak terlepas dari keberhasilan perang gerilya di bawah Komando Panglima Besar Jenderal Besar Sudirman Berdasarkan Keputusan Panglima Besar Jenderal besar Sudirman yang tertuang dalam perintah kilat nomor satu PB di 48 tanggal 19 Desember 1948 perang gerilya dilaksanakan oleh Angkatan perang yang didukung penuh oleh rakyat di tiap-tiap kantong perlawanan atau wearpace.

Panglima Besar Jenderal besar Sudirman memimpin langsung para pejuang saat itu melawan Belanda dengan menggunakan senjata tradisional dan perlengkapan perang yang terbatas para pejuang kita mampu mengatasi tentara Belanda yang sudah memiliki senjata modern dan metode perlawanan yang diterapkan yaitu serbu dan lari atau hit and run berasal dari basis gerilya yang tidak mengenal waktu operasi.

"Seluruh prajurit Korps Infanteri mampu menjadi pelopor dalam mengatasi kesulitan rakyat di sekitarnya. Selain itu untuk selalu berdiri kokoh di atas pondasi jati diri prajurit sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Tingkatkan semangat jiwa Corsa yang positif namun jangan sampai terjebak dalam makna sempit. Mengacu harapan-harapan di atas saya menilai tema Hari infanteri ke-74 ini yaitu 'Infanteri yang Modern dan Selalu di Hati Rakyat' adalah sangat tepat dan patut dijadikan pedoman dan arah bagi prajurit Korps Infanteri dalam mengemban tugas di masa yang akan datang," pungkasnya.

Editor: Gokli