Badut Lampu Merah, Pilihan Pahit untuk Bertahan Hidup di Tengah Pandemi
Oleh : Syajarul Rusydy
Senin | 08-02-2021 | 12:59 WIB
badut-kasihan.jpg
Salah satu badut lampu merah Simpang Pamedan yang ditangkap Satpo PP Tanjungpinang, Jumat (5/2/2021). (Foto: Syajarul Rusydy)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tarian di lampu merah (traffic light) Simpang Pamedan, Tanjungpinang, mendadak berubah menjadi langkah kaki seribu. Badut-badut berlarian, menghindari kejaran Satpol PP Tanjungpinang, Jumat (5/2/2021) sore.

Dianggap meresahkan, para badut-badut yang mengais rezeki di lampu merah di tengah himpitan pandemi Covid-19, ditertibkan. Padahal, apa yang mereka lakukan cukup menghibur bagi sebagian orang tanpa merusak atau menggangu ketertiban, seperti yang dituduhkan Satpol PP Tanjungpinang.

Sejatinya, apa yang meraka lakukan tak lain hanya untuk mencari rezeki di tengah sulitnya mendapat pekerjaan, ditambah lagi pandemi Covid-19 yang masih mewabah. Sehingga menjadi badut, pilihan pahit demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, tanpa harus berbuat kriminal.

Pendapatan sehari dari hasil menari sebagai badut, hanya cukup untuk makan. Dengan pendapatan rata-rata Rp 50 - 100 ribu.

"Kami hanya cari makan, pendapatan kami juga tak seberapa. Masak masih juga diganggu dan dianggap meresahkan," keluh Anju, salah satu badut yang berhasil kabur dari kejaran Satpol PP Tanjungpinang.

Sejatinya, Anju juga memimpikan pekerjaan yang layak. Namun apalah daya, lamaran yang dia buat terus menerus ditolak sejumlah perusahaan yang pernah dilamarnya.

"Bukan pilahan utama menjadi badut, namun keadaan yang mengharuskan. Ini bukan kriminal kok, saya hanya ingin mencari nafkah untuk bertahan hidup," kata Anju.

Sementara Enji, salah seorang warga Tanjungpinang, mengaku sama sekali tidak terganggu dengan keberadaan badut-badut itu. Justru kehadiran mereka menghibur, terlebih saat berhenti di lampu merah.

"Lumayankan ada badut, kita lagi berhenti di lampu merah ada yang menghibur. Terlebih saat bawa anak, mereka bisa memecahkan tawa anak kita," ujar Enji.

Tidak hanya masyarakat, warganet pun turut mengutuk aksi Satpol PP Tanjungpinang, yang menertibkan badut-badut lampu merah, di tengah sulitnya mendapat pekerjaan saat ini. Bahkan, pembahasan soal penertiban badut, masih ramai dibicarakan di media sosial.

Editor: Gokli