Carut Marut BUMD Tanjungpinang, Dirut Beberkan Alasan Belum Berkontribusi untuk PAD
Oleh : Asyri
Kamis | 09-07-2020 | 15:20 WIB
BUMD-tj-pinang.jpg
Kantor BUMD Tanjungpinang. (Asyri)

BATAMTODAYCOM, Tanjungpinang - Direktur Utama (Dirut) BUMD Tanjungpinang, dinilai tidak memiliki kontribusi terhadap PAD Taanjungpinang. Bahkan Ketua DPRD Tanjungpinang Yuniami Putoko Weni, juga mengusulkan kepada PLT Walikota Tanjungpinang untuk memberhentikan Dirut BUMD.

Dirut BUMD, Fahmi, akhirnya angkat bicara. Kepada BATAMTODAYCOM, ia menerangkan kondisi kenapa BUMD belum bisa mejadi penyumbang PAD. Berbagai penjelasan juga dijabarkan FAhmi terkait kondisi saaat ini.

Meski menjabat sebagai Dirut 27 September 2019, namun dirinya mulai efesien bertugas pada bulan Oktober. Sementara tiga bulan masih tahap persiapan, koordinasi dan penataan di dalam BUMD. Barulah di bulan Januari dianggap sudah bisa dijalankan dengan modal seadanya.

"Namun baru beberapa bulan berjalan, terjadi pandemi Covid19," Kata Fahmi, Kamis (8/7/2020) saat ditemuai di Tanjungpinang.

Sejak menjabat dengan dana kas yang sangat minim sekali sekitar Rp 30 an juta, yang ia lakukan pertama kali mendata aset yang dimiliki dan menyelesaikan utang dan piutang yang ada di BUMD. "Perlahan mulai kita bisa melakukan pembenahannya secara internal. Akan tetapi tidak dipungkiri di BUMD sendiri kita memiliki beban yang sangat tinggi," akunya.

Dalam sebulan saja, pihaknya harus mengeluarkan lebih dari RP 260 juta untuk membayar gaji karyawan sebanyak 70 lebih karyawan. belum termasuk membayar beban yang lainnya seperti listrik, air, pajak dan biaya operasional lainnya.

Jika ditotal, lebih Rp 300 juta beban yang harus dibayarkan. Sementara modal yang sangat minim sekali. Jika dikalkulasikan dalam setahunnya, BUMD harus mengeluarkan lebih dari Rp 3 miliar.

"Beban yang tinggi dan modal yang minim, bagaiman saya harus disuruh berlari sementara di dalamnya masih banyak yang sakit yang ditinggalkan di masa periode sebelumnya, yang saat ini harus saya obati dulu satu persatu," kata Fahmi.

Selama menjabat sebagai Dirut BUMD tersebut, belum ada tambahan penyertaan modal yang diberikan Pemko Tanjungpinang. Sehingga masih berupaya memutar otak untuk memenuhi kebutuhan beban yang harus dikeluarkan setiap bulannya.

"Kalau ditanya apakah saya belum memberikan kontribusi terhadap PAD, itu benar, karena saya masih melakukan penataan dan persiapan di BUMD dengan sisa modal kerja yang ada di kas BUMD tersebut," terangnya.

"Sementara tingginya beban yang harus dikeluarkan setiap bulannya dengan 70 karyawan tentu saya memutar otak, bagaimana beban ini bisa saya bayar dengan melakukan langkah-langkah penataan ulang seperti penagihan piutang dan aset-aset yang ada agar bisa di manfaatkan," tambahnya.

Jika piutang bisa kumpulkan, hasilnya hanya sebatas untuk menutupi baban yang begitu besar yang harus dibayarkan setiap bulannya.

Namun pihaknya berharap Pemko bisa mencairkan tambahan penyertaan modal BUMD tersebut, sehingga BUMD bisa berjalan normal dan bisa memiliki kontribusi terhadap PAD tersebut.

"Yang perlu diketahui, sampai saat ini kita masih berusaha dengan modal yang terbatas dan aset yang ada. Kita akan berusaha melakukan bagaimana nantinya BUMD ini bisa berkontribusi untuk PAD meskipun beban yang harus kita keluarkan setiap bulanya cukup besar. Apalagi di zaman pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret yang lalu, jangankan BUMD, perusahaan-perusahaan besarpun bisa menjadi rugi. Artinya BUMD pun juga ikut terimbas," pungkasnya.

Editor: Chandra