Jalani Karantina Mandiri

Pasien 26 Positif Covid-19 di Tanjungpinang Merupakan OTG
Oleh : Redaksi
Rabu | 15-04-2020 | 19:36 WIB
26-tpi-OTG.jpg
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana menyampaikan, pasien nomor 26 positif Covid-19 di Tanjungpinang, menjalani karantina mandiri selama 14 hari.

Pasalnya, pasien nomor 26 ini termasuk dalam klasifikasi orang tanpa gejala (OTG) yang merupakan keluarga pasien nomor 22 positif Covid-19 (almarhum) di Tanjungpinang.

"Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa beliau itu positif Covid-19 dan menjadi kasus nomer 26 di Tanjungpinang, sebagai OTG. Kalau positif Covid-19 dalam kondisi sakit, wajib dirawat di rumah sakit, tidak mungkin dikarantina di rumah," ujar Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Rabu (15/4/2020), seperti dilansir laman resmi Diskominfo Kepri.

Tjetjep berharap persoalan itu tidak dipolemikkan, melainkan seluruh masyarakat bersama-sama memberi dukungan agar keluarga dari pasien nomer 22 ini diberi dukungan karena masih dalam kondisi berduka sehingga dapat pulih.

"Pihak keluarga sedang berduka, karena baru beberapa hari lalu pasien nomer 22 (HS) meninggal dunia," ucapnya.

Istri dan anak-anak dari pasien nomer 22 (HS) dalam kondisi sehat. Berdasarkan hasil tes PCR, mereka dinyatakan negatif.

Pasien nomer 22 (HS) sendiri diduga tertular dari pasien nomor 21, mertuanya. Pasien nomor 21 ini dalam kondisi baik, dan masih dirawat di RSUP Kepri.

Sementara itu, Riono, mantan Sekda Tanjungpinang, mengatakan, warga tidak mempermasalahkan kasus nomer 26, keluarga dari almarhum pasien nomer 22 (HS) dikarantina di rumahnya. Warga justru memberi dukungan penuh agar OTG itu segera sembuh.

"Sejauh ini tidak ada masalah. Baik-baik saja warga di sini. Kami justru memberi penguatan dan mendoakan agar OTG itu segera sembuh," kata Riono, yang juga tetangga Kasus nomer 26, yg merupakan keluarga dari Pasien nomer 22 (HS).

Persoalan ini, menurut dia justru membuka hati dan pikiran warga untuk tetap di rumah, menjaga kebersihan diri dan rumah, serta menerapkan pola makan yang sehat.

"Penyakit ini bukan aib. Jadi tidak perlu dirisaukan. Kita perlu bersama-sama, kompak, memberi penguatan agar orang-orang yang sakit dapat sembuh," tuturnya.

Editor: Gokli