Mabes TNI Tertarik Pelabuhan Berakit Bintan untuk Fasilitas Pertahanan Keamanan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 09-08-2019 | 12:52 WIB
jumhur-berakit.jpg
Kepala Dinas Perhubungan Kepri Jamhur Ismail. (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) tertarik untuk memanfaatkan Pelabuhan Berakit di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

Kepala Dinas Perhubungan Kepri Jamhur Ismail mengatakan, pemanfaatan pelabuhan itu untuk memperkuat fasilitas pertahanan keamanan di kawasan perbatasan. Rencana Mabes TNI mengelola Pelabuhan Berakit tampaknya sudah bulat karena selama ini terbengkalai.

Pemanfaatan pelabuhan itu, dinilai Jamhur sebagai langkah yang tepat untuk kepentingan negara. "Pelabuhan itu sangat bagus. Jadi memang lebih baik dimanfaatkan oleh Mabes TNI," ujarnya di Tanjungpinang, Kamis (8/8/2019) seperti dikutip situs resmi Diskominfo Kepri.

Jamhur mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak Korem 033/Wira Pratama, Pelabuhan Berakit akan dimanfaatkan untuk kepentingan Komando Wilayah Pertahanan Barat. Satuan besar ini akan membawahi seluruh TNI, yang akan bermarkas di sekitar Berakit.

Berakit merupakan salah satu kawasan perbatasan di Indonesia, yang ditetapkan Presiden Jowo Widodo, karena berbatasan dengan Malaysia. "Yang memimpin institusi ini kemungkinan perwira tinggi bintang tiga," katanya.

Jamhur menegaskan Pelabuhan Berakit tidak dapat dikatakan sebagai proyek mangkrak. Bangunan infrastruktur pelabuhan sampai sekarang dalam kondisi baik, hanya tidak dimanfaatkan sejak beberapa tahun lalu.

"Sudah lebih lima tahun pelabuhan itu sudah selesai," ujarnya.

Ia mengatakan selama ini pelabuhan tersebut tidak dipergunakan disebabkan kawasan perairan di sekitar pelabujan tersebut kerap dangkal. Karena itu setiap tahun dilakukan pendalaman alur yang menelan anggaran Rp 20 miliar - Rp 30 miliar per tahun.

"Setiap musim angin utara, pasir dari berbagai daerah diseret arus ke Perairan Berakit sehingga dangkal," katanya.

Menurut dia, permasalahan itu sebenarnya dapat diselesaikan tanpa harus melakukan pendalaman alur. Peralatan menahan gelombang perlu dipasang di Perairan Berakit agar tidak terjadi pendangkalan alur.

"Nanti Mabes TNI mungkin berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait penyediaan alat itu," tuturnya.

Saat ini, pelabuhan yang awalnya direncanakan dijadikan sebagai pelabuhan berskala internasional itu sudah berubah fungsi. Pelabuhan itu dipergunakan nelayan untuk memakirkan kapalnya.

Editor: Gokli