Destinasi Wisata Baru

Pasar Warisan Penyengat Gunakan Duit Keton Sebagai Alat Tukar
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 15-10-2018 | 13:16 WIB
pasar-penyengat1.jpg
Pasar Warisan Bukit Kursi Pulau Penyengat, Tanjungpinang. (Foto: Charles)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Destinasi wisata religi dan budaya Pulau Penyengat menggelar Pasar Warisan di Bukit Kursi Pulau Penyengat, Tanjungpinang.

Dengan menawarkan berbagai macam kuliner khas Melayu, Cendra mata dan permainan rakyat, di pasar Warisan ini pengunjung hanya dapat menggunakan duit Keton (Alat tukar duit pada jaman kerjaan Melayu) untuk membeli makanan, barang atau supenir.

"Setiap orang yang berkunjung, kalau mau membeli sesuatu harus dengan uang yang diberi nama keton," ujar Salamiah, salah seorang panitia.

Uang tersebut, tanbah dia, sebagai ciri khas dan keunikan untuk daya tarik masyarakat, sebagai mana pasar yang terjadi pada jaman dulu.

Pasar Warisan pulau Penyengat, diselenggarakan oleh Generasi Pesona Indonesia (Genpi) yang di dukung dan disponsori oleh Kementerian Pariwisata.

Pasar Warisan ini, akan dibuka setiap akhir pekan, dan pada Minggu, (14/10/2018) secara resmi dilaunching oleh Wakil Wali Kota Tanjungpinang Hj Rahma, yang ditandai dengan pemukulan Kompang.

Dalam sambutannya, Rahma mengharapkan, Pasar Warisan ini dapat menjadi destinasi wisata baru dan wisata digital yang me jadi tujuan wisata lokal dan manca negara di Tanjungpinang yang berkunjung ke pulau Penyengat.

"Bagi waisatawan yang berkunjung ke pulau Pemyengat, dapat langsung berkunjung kepasar Warisan di Bukit Kursi ini," ungkap Raham.

Apa lagi saat ini, tambah dia, Pulau Penyengat yang merupakan warisan sejarah dan asal muasa bahasa Indonesia melalui Gurindam 12 Raja Ali Haji, terus diupayakan menjadi cagar budaya warisan dunia.

Pemerintah Kota Tanjungpinang, Tambah Rahma, juga terus mendukung dan mempersiapkan pulau Penyengat sebagai Kota Pusaka.

Dengan terobosan yang dilakukan, GENPI, Rahma mengucapkwn terimakasih dan berharap pariwisata di Kota Tanjungpinang dapat maju dan berkembang dengan baik.

Editor: Yudha