Dunia Maya Pengaruhi Kamtibmas di Era Demokrasi

Ucok Lasdin Beri Kuliah Umum di STTI Tanjungpinang
Oleh : Roland Aritonang
Jum\'at | 13-07-2018 | 10:16 WIB
kuliah-umum.jpg
Kapolres AKBP Ucok Lasdin Silalahi saat menyampaikan materi kuliah umum di STTI Tanjungpinang. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kapolres Tanjungpinang AKBP Ucok Lasdin Silalahi memberikan kuliah umum pengenalan sistem pendidikan tinggi calon mahasiswa baru tahu ajaran 2018/2019 di Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia (STTI) Tanjungpinang, Kamis (12/7/2818).

Dalam kuliah umumnya, Kapolres mengambil tema tentang 'Tantangan Dunia Maya dan Pengaruhnya Terhadap Kamtibmas di Era Demokrasi'. Perkembangan situasi dunia global saat ini seperi pesatnya perkembangan demokrasi, cyberspace/dunia maya, perang dagang China dan USA, Pengungsi, Terorisme, Perebutan SDA perlu dikenali oleh kalangan civitas akademis.

"Perkembangan situasi kawasan/regional yang menjadi sorotan saat ini antara lain Timur Tengah yang masih dalam pengolahan, hampir semua kawasan regional adanya aksi terorisme, penguatan peran China diberbagai kawasan dan perkembangan situasi nasional seperti pertumbuhan penduduk, ssu TKA, perkembangan demokrasi dan terorisme," papar Ucok, mengutip siaran pers Humas Polres Tanjungpinang, Jumat (13/7/2018).

Ucok mengatakan perkembangan situasi di Kepri akan dipengaruhi juga oleh perkembangan situasi dunia global, kawasan (regional) dan perkembangan situasi secara nasional, seperti kejahatan terorisme dan kejahatan trans nasional crime.

"Baik dan buruknya bangsa kita tidak lepas dari kemampuan negara mengantisipasi perkembangan situasi global, regional dan kawasan," katanya.

Menurutnya, ada hubungan antara demokrasi di mana kekuasaan pada rakyat dengan penggunaan dunia maya yang saat ini menjadi perhatian di seluruh dunia. Pada aktivitas cyberspace atau dunia maya para netizen menunjukan perilaku kekuasaan itu pada masing individu-individu.

"Kekuasaan tidak dimiliki dan dimonopoli oleh satu pusat, sebaliknya kekuasaan itu tersebar dan beroperasi di semua level dan situs kehidupan sosial, kekuasaan beroperasi di ruang privat maupun publik termasuk di ruang virtual atau saber sebagaimana pandangan seorang pemikir dari Prancis Michele Foucault," ucapnya.

Lebih lanjut, Ucok dalam kuliah umumnya menjelaskan ada tiga pilar kekuasaan, di antaranya Eksekutif (Pemerintah), Legislatif (Dewan Wakil Rakyat), Yudikatif. Polri menjadi bagian dari pilar kekuasaan eksekutif di mana bertugas menopang roda pemerintahan serta menjaga pilar legislatif dan yudikatif dapat beroprasional dengan aman dan nyaman.

"Kekuasaan yang cenderung dieksploitasi oleh netizen di ruang virtual seringkali menuntut kecerdasan dan patuh hukum agar tidak mengarah pada perilaku kriminal, menyebar ujaran kebencian, hoax, sentimen SARA," jelasnya.

Menyadari bahwa kondisi yang dialami masyarakat di dunia maya mudah diakses dan saling terhubung, hal itu menciptakan informasi baru dan mempengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari. Ini mengakibatkan perilaku netizen yang cenderung kasar dan menyebarkan ujaran kebencian, sentimen SARA dapat mengarah pada gangguan Kamtibmas di dunia nyata.

Di dunia maya keberadaan akun palsu bisa saja diciptakan untuk saling menyerang dengan akun palsu lainnya, untuk mempengaruhi netizen pada tujuan akhir yang dikehendaki oleh seseorang. Kondisi ini menambah kesulitan bagi Kepolisian untuk mencountre jika netizen lambat memahami meskipun kemudian Polisi cepat mengatasinya.

"Perang di dunia maya bisa menjadi perang di dunia nyata dan akan berpengaruh pada keseharian di tengah masyarakat. Polri akan mengantisipasi hal itu," katanya.

Untuk itu, Polri membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dan akan membuat beberapa komunitas anti hoax, dan mudah-mudahan akan sangat membantu mengcountre informasi-informasi hoax dan diskriminatif terhadap suku, agama dan golongan.

Polres Tanjungpinang bukan hanya bekerjasama dengan dunia pendidikan, namun bekerjasama dengan aliansi jurnalistik, Ikatan Wartawan Online, Persatuan Wartawan Indonsia, Pemerintahan Kota Tanjungpinang. Hal ini untuk mengantisipasi terkait perkembangan media sosial dan aktivitas di dunia maya.

"Kami di kepolisian menyadari bahwa kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri terlebih dalam berorganisasi dengan perangkat organisasi yang besar Polri memerlukan kerja sama dengan masyarakat," tutupnya.

Editor: Gokli