Lebih dari 68 Ribu Warga Kepri Menganggur

Kepri Peringat Enam Tingkat Pengangguran Tertinggi di Indonesia
Oleh : Ismail
Rabu | 09-05-2018 | 15:28 WIB
bps-kepri1.jpg
Kantor BPS Kepri (Sumber foto: kepriprov.go.id)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Provinsi Kepulauan Riau menduduki peringkat keenam Tingkat Pengangguran Tertinggi (TPT) se Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri hingga Februari 2018, tercatat dari 68 ribu warga Kepri belum mendapat pekerjaan.

Posisi Kepri berada pada posisi 29 dari 34 Provinsi se Indonesia. Berada di Bawah Provinsi Sumatera Utara dan Riau. Sementara posisi terakhir atau jumlah TPT paling banyak diraih Provinsi Jawa Barat.

Kepala bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Kepri, Zunadi mengatakan, bahwa tingkat penganguran terbuka (TPT) tertinggi sampai Februari 2018 ini masih di dominasi Provinsi Jawa Barat sebesar 8,16 persen. Sedangkan yang paling terendah adalah Provinsi Bali, yakni 0,86 persen.

"Pada Februari2018, sebesar 37,19 persen penduduk bekerja pada kegiatan informal ,dan persentase pekerja informal turun 2,73 persen poin dibanding Februari 2017," ujarnya kepada wartawan, belum lama ini.

Kendati demikian, lanjut Zunadi, jumlah pengangguran Kepri pada Februari 2018 sebanyak 68.559 orang, mengalami penurunan sekitar 601 orang dibanding semester lalu (Agustus 2017, red). Namun, jika dibandingkan dengan tahun 2017 secara kumulatif mengalami peningkatkan sebanyak 763 orang. "Jadi ada trend turun naik TPT ini dari tahun ke tahun," singkatnya.

Zunadi menambahkan, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Februari 2018, TPT di perkotaan sebesar 6,45 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 6,32 persen. Dibandingkan setahun yang lalu, terjadi penurunan tingkat pengangguran di perkotaan sebesar 0,33 persen poin dan peningkatan TPT di perdesaan sebesar 2,32 persen poin.

Sementara untuk tingkat TPT diukur berdasarkan jenjang pendidikan, tamatan SMA merupakan yang paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 11,98 persen. Lalu diikuti, SMP sebesar 6,52 persen. Kemudian, yang paling bawah jenjanh SD hanya sebesar 3,83 persen.

"Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan SMP dan SMA. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja," paparnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan, ada beberapa sektor kerja di Kepri yang mengalami peningkatan sekaligus penyumbang serapan tenaga kerja di Kepri. Diantaranya, sektor administrasi pemerintahan sebanyak 143.207 (35,50 persen), sektor jasa kesehatan sebanyak 24.482 orang (33,57 persen), sektor transportasi dan pergudangan sebanyak 58.342 orang (13,19 persen), sektor jasa lainnya sebanyak 70.844 orang (11,12 persen) dan sektor konstruksi sebanyak 66.844 orang (4,25 persen).

Sedangkan sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertambangan, listrik, air dan gas sebanyak 11.911 orang (23,13 persen), sektor jasa keuangan sebanyak 12.870 orang (21,88 persen), sektor komunikasi dan real estate sebanyak 7.972 orang (18,34 persen).

Lalu, sektor jasa perusahaan sebanyak 22.997 orang (17,79 persen), sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebanyak 72.508 orang (10,08 persen), sektor pertanian dan perikanan sebanyak 113.373 orang (8,92 persen), sektor industri pengolahan sebanyak 152.817 orang (5,42 persen), sektor perdagangan sebanyak 180.940 orang (3,04 persen) dan sektor jasa pendidikan sebanyak 57.887 orang (2,17 persen).

Editor: Yudha