Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Siswa SPN Dirgantara Batam Disandera Oknum Polisi, Ini Penjelasan Kapolresta Barelang
Oleh : Romi Chandra
Senin | 10-09-2018 | 08:52 WIB
siswa-spn1.jpg Honda-Batam
Mediasi kasus pemborgolan terhadap Ridho Setiawan yang dilakukan SMK Penerbangan APN (Foto: CR-1)

BATAMTODAY.COM, Batam - Seorang siswa SPN Dirgantara, RS, diinformasikan diborgol dan disandera pihak sekolah, dalam hal ini dilakkukan oleh pembinanya yang merupakan seorang oknum polisi yang bertugas di Polresta Barelang. Alasan penyanderaan, disebut karena kabur saat PKL di Bandara Halim Perdana Kusuma sekitar 6 bulan lalu.

Foto saat kejadian itu sempat viral di media sosial. Dalam foto itu, tampak RS digiring dengan tangan diborgol dari bandara dan juga tengah duduk di dalam mobil sambil dipegang oleh oknum polisi tersebut. Bahkan pada keterangan foto, juga disebut adanya persekusi yang dilakukan pihak sekolah.

Kapolresta Barelang, Kombes Hengki, mengatakan, pemborgolan itu memang dilakukan oleh seorang anggotanya yang merupakan pembina di sekolah tersebut. Namun ia membantah adanya persekusi.

"Kami sudah melakukan pertemuan dengan orangtua yang didampingi oleh Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD). Rencana akan kembali dilakukan pada Senin (10/9/2018) ini," ujarnya, Minggu (9/9/2018).

Saat pertemuan, oknum polisi tersebut mengakui tindakannya. Namun hal itu dilakukan karena RS terus berusaha kabur dan niatnya agar yang bersangkutan tetap bersekolah.

"Niatnya baik dan sudah didengar oleh orangtua anak itu. Dalam pertemuan anggota saya juga sudah menjelaskan. Ia bertugas di sana sebagai pembina mental murid. Yang punya yayasan juga adalah istri sahnya, sehingga ia diangkat menjadi pembina," jelas Hengki.

Ia juga sudah menyarankan kepada pihak keluarga untuk membuat laporan jika memang adanya persekusi maupun kekerasan terhadap anaknya.

"RS merupakan siswa SPN Dirgantara. Pada 30 Maret 2018 lalu berangkat PKL di Bandara Halim Perdana Kusuma dan mulai masuk pada tanggal 2 April 2019. Nah tanggal 6 April ia kabur tanpa memberitahu pihak sekolah. Kemudian tanggal 6 Semptember kemarin ia ditemukan di Bandara Hang Nadim saat mau berangkat ke Surabaya," paparnya.

"Kepergian RS untuk PKL tentunya masih menjadi tanggungjawab sekolah. Upaya pencarian terus dilakukan karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap R. Ditambah pula saat ditanyakan keberadaan R dimana pada keluarga, pihak keluarga mengatakan tidak tahu," jelasnya lagi.

Setelah RS diamankan pihak sekolah, orangtuanya langsung dihubungi untuk mengatakan bahwa anaknya sudah ditemukan.

"Pihak sekolah awalnya sangat senang karena berhasil menemukan RS, tapi yang ada justru timbul isu seperti ini. Orangtua sudah mendengar sendiri pengakuan dari anggota saya itu," sesalnya.

Editor: Surya