Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Donald Trump Gelisah Terkait Hillary Clinton dan Penyelidikan Russia
Oleh : Redaksi
Selasa | 31-10-2017 | 08:50 WIB
donal-trump1.gif Honda-Batam
Hak atas foto Reuters

BATAMTODAY.COM, AS - Presiden AS Donald Trump melontarkan serangkaian cuitan penuh kemarahan mengenai 'kesalahan' Hillary Clinton dan partai Demokrat serta penyelidikan tentang dugaan campur tangan Rusia.

Kemarahan Minggu (29/10) pagi diluapkannya di tengah-tengah laporan bahwa Senin (30/10) ini pihak berwenang kemungkinan akan melakukan penahanan pertama terkait kasus kolusi dengan Rusia.

Trump bersikeras bahwa tuduhan kolusi antara tim kampanyenya dan Rusia adalah 'palsu' dan tak ubahnya 'perburuan tukang sihir.'

Donald Trump mengatakan bahwa partai Republik bersatu mendukung di belakangnya, dan menuntut mereka untuk: "BERTINDAKLAH!"

Media memberitakan bahwa dakwaan pertama telah dilaporkan dalam penyelidikan yang dipimpin oleh Robert Mueller atas dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan 2016 untuk membantu kemenangan Trump.

Pada Minggu pagi, Trump mengeluarkan serangkaian cuitan berisi kemarahan:

"Tidak pernah melihat partai Republik MARAH & BERSATU seperti ini mengenai kurangnya penyelidikan terhadap Clinton yang membuat berkas palsu (sekarang $12.000.000?),....

"...kesepakatan Uranium ke Russia, 33.000 lebih email yang dihapus, persekongkolan Comey dan banyak lainnya. Mereka justru menyorot kasus kolusi Trump/Russia yang palsu,....

"... yang tidak ada. Demokrat menggunakan 'perburuan tukang sihir' yang mengerikan (dan buruk untuk negara kita) ini untuk perminan politik yang jahat, namun para politisi R(epublik)...

"...sekarang melakukan serangan balasan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Terlalu banyak KESALAHAN oleh Demokrat/Clinton, dan sekarang fakta bermunculan. BERTINDAKLAH!"

Sekitar satu jam kemudian dia mencuit lagi: "Semua perbincangan soal 'Rusia' ini terjadi saat (politikus partai) Republik mendorong (UU) Reformasi dan Pemangkasan Pajak. Apakah ini kebetulan? TIDAK!"

warganet segera bereaksi, menuduh Trump berusaha mengalihkan perhatian dari penyelidikan Rusia dengan berbicara mengenai kurangnya sorotan pada Clinton, lawan politik yang dikalahkannya di pemilihan presiden hampir setahun yang lalu.

Badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia membantu Trump memenangkan pemilihan.

Penyelidikan Mueller mencari kaitan antara Rusia dan tim kampanye Trump. Baik pihak Trump maupun Rusia menyangkal adanya kolusi.

Tim Mueller diketahui telah melakukan wawancara ekstensif dengan beberapa pejabat Gedung Putih terdahulu dan saat ini.

Mueller, mantan direktur FBI, pada Mei lalu ditunjuk oleh departemen kehakiman untuk mengepalai penyelidikan itu, tak lama setelah Trump memecat direktur FBI James Comey.

Trump mengatakan pada Jumat lalu bahwa telah "disepakati bersama" bahwa tidak ada kolusi antara dirinya dan Rusia dan mengatakan bahwa justru ada beberapa kaitan antara Moskow dan Hillary Clinton.

Anggota parlemen dari Partai Republik mengatakan bahwa kesepakatan uranium AS dengan sebuah perusahaan Rusia pada 2010, saat Hillary Clinton menjabat Menteri Luar Negeri, dicapai sebagai imbalan sumbangan untuk lembaga amal suaminya, mantan presiden Bill Clinton.

Sebuah penyelidikan Kongres telah dibuka untuk kasus itu. Demokrat mengatakan itu adalah usaha untuk mengalihkan perhatian dari dugaan hubungan antara Rusia dan Trump.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Udin