Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mahasiswa S2 Ini Gagas 'Guru Keliling' Berbasis Aplikasi di Malang
Oleh : Redaksi
Sabtu | 28-10-2017 | 19:50 WIB
aplikasi-guling.jpg Honda-Batam
Fammy Azmy Arrofi (26) penggagas Guling, aplikasi guru keliling saat ditemui di Kafe Pustaka, Universitas Negeri Malang, Sabtu (28/10/2017) (Sumber foto: KOMPAS.com)

BATAMTODAY.COM, Malang - Teknologi yang terus berkembang menjangkau seluruh sendi kehidupan. Di Malang, muncul aplikasi untuk guru keliling.

Aplikasi itu diberi nama Guling, singkatan dari guru keliling. Sebuah aplikasi yang mempertemukan antara guru dan siswa yang membutuhkan pengajaran di luar kelas sekolah.

Adalah Fammy Azmy Arrofi (26) yang pertama kali menggagas munculnya aplikasi tersebut. Pria yang awalnya menjadi guru honorer itu berinisiatif untuk membuat inovasi di bidang belajar mengajar.

Awalnya, pria kelahiran 9 September 1991 itu merasa prihatin dengan nasib guru honorer yang bayarannya sangat kecil. Oleh karenanya, ia mulai berpikir untuk memberikan pekerjaan sampingan kepada para guru honorer tersebut.

"Motivasi utama untuk menambah penghasilan guru honorer dan mahasiswa," katanya, saat ditemui di Kafe Pustaka Universitas Negeri Malang, Sabtu (28/10/2017).

Selain itu, Fammy yang saat ini sedang menempuh pendidikan Strata 2 di Universitas Negeri Malang, itu juga ingin mewujudkan suasana belajar mengajar yang santai. Yakni suasana belajar yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

"Saya ingin bisa menciptakan ruang di mana semuanya bisa belajar, kapan saja, di mana saja. Dengan cara memaksimalkan teknologi," katanya.

Pada awal 2017, ia memaksimalkan keinginanya itu dengan membuat konsep aplikasi guru keliling atau guling berbasis android.

Lalu ia menjalin kerja sama dengan Cloud-Astro, sebuah perusahaan pengembangan aplikasi berbasis android yang ada di Malang. Pada 31 Juli, aplikasi itu resmi diluncurkan dengan 50 guru terseleksi yang siap dipanggil untuk mengajar.

Cara kerja aplikasi itu mirip dengan aplikasi Go-Jek, sebuah aplikasi angkutan online. Pengguna tinggal mengorder guru melalui aplikasi itu, lalu guru yang sudah tersedia menerima permintaan itu dan menjalin perjanjian untuk memulai proses belajar mengajar.

Durasi belajar selama 90 menit per satu pertemuan. Tarif untuk satu kali pertemuan sebesar Rp35.000 hingga Rp55.000. "Belajarnya bisa di mana saja," ujarnya.

Sampai saat ini, sudah ada 1.000 lebih pengguna aplikasi itu. Penggunaan masih terbatas di kawasan Kota Malang. Sementara guru yang aktif menerima permintaan mengajar ada sekitar 70 orang. Terdiri dari guru honorer, PNS dan mahasiswa.

Guru-guru itu sudah melalui proses seleksi dan bersedia mengajar semua mata pelajaran mulai jenjang SD, SMP, SMA dan SMK. Selain itu juga menerima order dari siswa kejar paket A, paket B dan paket C.

"Semua mata pelajaran yang ada di kurikulum tersedia," ucapnya.

Mengembalikan fungsi guru

Bagi Fammy, fungsi guru saat ini mulai terdegredasi. Banyak siswa yang mulai mengakses google atau mesin pencari di internet untuk menanyakan setiap sesuatu.

Melalui aplikasi guru keliling ini, ia berharap fungsi guru sebagai tempat bertanya dan berdiskusi dapat dimaksimalkan kembali.

"Siswa sekarang kalau bertanya ke Google. Padahal lebih baik bertanya kepada yang aslinya, yaitu guru. Mengembalikan lagi fungsi guru sebagai tempat bertanya dan teman diskusi. Kalau bisa diakses dengan mudah, kan bisa lebih baik. Yang bisa mengakses dengan mudah jawabannya teknologi," ujarnya.

Sumber: Kompas.com
Editor: Udin