Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski Sekutu AS Namun Arab saudi Beli Sistem Pertahanan Rudal S-400 di Rusia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 07-10-2017 | 17:26 WIB
Raja-salman.gif Honda-Batam
Raja Salman dari Arab Saudi dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pertemuan di Kremlin, Kamis (5/10/2017)(AFP)

BATAMTODAY.COM, Moskwa - Arab Saudi, sekutu Amerika Serikat (AS) di Dunia Arab, menandatangani sebuah kesepakatan awal untuk membeli sistem pertahanan udara atau rudal S-400, dan bakal menerima bantuan "teknologi paling mutakhir" dari Rusia.

Keterangan itu disampaikan perusahaan industri militer Arab Saudi terkait dengan kunjungan Raja Salman ke Moskwa, ibu kota Rusia, seperti dilaporkan AFP, Jumat (6/10/2017).

Kesepakatan kerja sama itu diumumkan saat Raja Salman bin Abdulaziz dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan di Kremlin, Kamis (5/10/2017).

Salman melakukan lawatan resmi pertama sebagai seorang raja Arab Saudi ke Rusia.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Arab Saudi siap untuk membeli sistem pertahanan udara S-400, sistem peluru kendali anti-tank dan beberapa peluncur roket.

Kesepakatan ini "diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan pengembangan militer serta industri militer di Arab Saudi," kata Saudi Arabian Military Industries (SAMI), perusahaan industri militer negara kerajaan tersebut.

"Nota kesepahaman (MoU) mencakup transfer teknologi untuk produksi lokal," dari sistem peluru kendali anti-tank Kornet, beberapa peluncur roket canggih, dan peluncur granat otomatis.

"Selain itu, para pihak akan bekerja sama dalam menetapkan rencana melokalkan perakitan dan perawatan bagian-bagian dari sistem pertahanan udara S-400," kata SAMI.



Kedua negara juga menyepakati produksi senapan otomatis Kalashnikov dan amunisinya di Arab Saudi, serta program pendidikan dan pelatihan untuk warga lokal.

"Kesepakatan ini diharapkan memiliki kontribusi ekonomi yang nyata dan menciptakan ratusan lapangan kerja secara langsung," kata perusahaan itu.

Mereka "juga akan mengalihkan teknologi terdepan yang akan berperan sebagai katalisator untuk mengurangi 50 persen pengeluaran militer kerajaan."

Rosoboronexport, eksportir senjata milik Rusia, tidak segera memberikan komentar mengenai kesepakatan tersebut.

Pada 2014, ketika masih sebagai putra mahkota Arab Saudi, Salman, Rabu (14/5/2014), menyerukan kerja sama militer lebih kuat antara Amerika Serikat dan negara-negara Teluk yang menurut dia tengah terancam keamanannya.

Pernyataan Pangeran Salman ini dibuat dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dan para menteri pertahanan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Jeddah, Arab Saudi.

Sumber: AFP
Editor: Udin