Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Musuh Bangsa Indonesia Saat Ini Kemiskinan dan Kebodohan
Oleh : Irawan
Kamis | 05-10-2017 | 09:50 WIB
Mahyudin-Waka-MPR-RI.jpg Honda-Batam
Wakil ketua MPR RI, Mahyudin. (Foto: Irawan)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil ketua MPR RI Mahyudin menegaskan musuh bangsa Indonesia saat ini adalah kemiskinan dan kebodohan. Akibatnya, pendapatan per kapita penduduk Indonesia tertinggal jauh dengan negara lain.

Hal itu disampaikan Mahyudin dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Universitas Islam Jakarta, Rabu (4/10/2017).

"Musuh bangsa ini adalah kemiskinan dan kebodohan, sehingga pendapatan per kapita kita jauh lebih rendah dibanding negara-negara maju yang jauh lebih besar pendapatan per kapitanya, dari situ kita belum bisa masuk ke era teknologi. Itu menunjukkan bangsa kita belum pintar dan belum kaya, nah dengan itu melahirkan masalah lain, terutama masalah sosial," kata Mahyudin.

Menurut Mahyudin, dampak dari kemiskinan dan kebodohan aalah meningkatnya angka kriminalitas di masyarakat.

"Ini dibuktikan dampak pada kriminalitas yang tinggi, kejahatan meningkat dan mungkin dalam dagang kita lebih banyak jadi konsumen daripada produsen, itu fakta yang kita hadapi dan harus kita selesaikan," katanya.

Politisi Golkar ini meyakini bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bukan bangsa yang miskin, apalagi bodoh. Sebab, kekuatan bangsa Indonesia suah dibuktikan, tinggal kemauan lebih kuat lagi untuk berubah.

"Sebenarnya bangsa kita bangsa yang besar, kuat, tinggal harus ada kemauan, jangan sampai kita menginjak lubang yang sama," katanya.

Rusaknya moral bangsa Indonesia selama ini, akibat penjajahan bangsa asing dan mudah diadu domba agar bertikai sesama komponen bangsa.

"Jadi harus meningkatkan persatuan dan kesatuan yang lebih kuat, itulah kemudian sosialisasi empat pilar ini, dengan tujuan membangun persatuan dan kesatuan, sehingga tercipta gotong royong di jiwa setiap bangsa Indonesia, yang menjadikan empat pilar ini menjadi perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tandas Mahyudin.

Editor: Surya