Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mabes Polri Akhirnya Akui Impor Senjata dari Luar Negeri
Oleh : Redaksi
Minggu | 01-10-2017 | 12:30 WIB
Senjata_impor.jpg Honda-Batam
Dankorps Brimob Irjen Murad Ismail (kiri) dan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setya Wasisto (tengah)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan adanya pengiriman senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) atau pelontar granat Kaliber 40 x 46mm untuk Korps Brimob yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat, (29/9/2017). Senjata itu diketahui berasal dari Bulgaria.

Selain mengakui memesan ratusan senjata dan ribuan amunisi dari Bulgaria, Setyo juga membenarkan barang tersebut tertunda di Bandara Soetta. Namun, ia membantah senjata tersebut dipesan secara ilegal.

"Saya nyatakan bahwa barang yang ada di Bandara Soetta yang dimaksud oleh rekan-rekan senjata adalah betul milik Polri dan adalah barang yang sah. semuanya sudah sesuai dengan prosedur mulai dari perencanaan, proses lelang kemudian proses berikutnya direview staf Irwasum dan BPKP (badan pengawaan keuangan dan pembangunan) dan pembelian di pihak ketiga," kata Setyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu, (30/9/2017) malam.

Barang tersebut di katakan Setyo masuk ke Wilayah Pabean dan sudah diinformasikan oleh Korps Brimob serta sudah rekomendasi kepada TNI.

"Prosedur demikian, barang harus masuk Indonesia dikarantina kemudian diproses BAIS TNI. Apabila dalam pengecekan tidak sesuai maka dapat di re-export kembali tetapi dalam pelaksanannya tidak pernah seperti itu karena memang ini bukan yang pertama," ucapnya.

Barang sejenis dengan versi berbeda sebelumnya pernah dikirim pada tahun 2015 dan tahun 2016.

Menurut Dankorps Brimob Irjen Murad Ismail menjelaskan, senjata tersebut dipesan Korps Brimob dan telah ditandatangani dirinya meski belum mendapat rekomendasi dari BAIS TNI. Ia membenarkan pengiriman ini adalah ketiga kalinya setelah pada tahun 2015 dan tahun 2016 hanya saja saat ini dengan versi terbarunya.

"Cara kerjanya pun seperti ini, kita bisa menembak lurus, kita bisa menembak 45 derajat itu jatuh dan pelurunya itu bulat. Peluru ada banyak, ada peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata dan peluru asap, ada juga peluru yang menimbulkan ledakan namun kabut," katanya sembari memperagakan penggunaan senjata tersebut.

Senjata sendiri dinamakan pelontar kejut, di mana digunakan untuk mengeluarkan musuh dari persembunyiannya. Meski disebut tidak mematikan namun senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) ini bisa melukai musuh. “Tidak mematikan hanya melukai,” katanya.

Pelurunya sendiri bisa diganti sesuai dengan kebutuhan, misal untuk antisipasi huru hara bisa di isi dengan gas air mata. Senjata ini hanya berfungsi sebagai pelontar geranat.

"Ini dipergunakan apabila musuh kita dibelakang pohon biar kejut dan bisa menghindar dari situ dan mereka pasti takut dan kabur. Ini kita gunakan ke Poso kita bawa ke Poso dan ke Papua Perbatasan," tegasnya.

Sebelumnya, heboh berita pengiriman ratusan senjata api lengkap dengan ribuan amunisi ilegal yang dikirim dari Bulgaria menggunakan pesawat Charter model Antonov An-12 TB dengan maskapai Ukraine Air Alliance UKL 4024, Jumat, (29/9/2017). Saat ini senjata tersebut berada di Gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno Hatta.

Editor: Surya