Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perkuat Sinergi Lawan Peredaran Narkoba
Oleh : Redaksi
Rabu | 06-09-2017 | 09:02 WIB
Ilustrasi-narkoba.jpg Honda-Batam
Ilustrasi darurat narkoba. (Foto: Ist)

Oleh Abdurahman Sayuti, SH

PERSOALAN penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Kini hampir semua golongan masyarakat terjangkiti, dari daerah perkotaan sampai pelosok pedesaan.

Melihat kondisi ini adalah sangat beralasan bahwa ketegasan pemerintah dalam memberantas narkoba diperlukan, agar masyarakat khususnya para pemuda tidak menjadi bagian korban penyalahgunaan narkoba.

Hingga saat ini penyebaran narkoba khususnya di Indonesia umumnya di dunia, sudah sulit diberantas, namun harapan tetap ada untuk kita perbaiki. Semakin mudah masyarakat mendapatkan narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Penyebarannya pun sudah beragam dari memakai kurir sampai kepada menyembunyikannya di tiang beton. Bandar narkoba menyebarkan barang haramnya dari berbagai macam tempat, dari di sekolah, cafe/diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk anak anak muda.

Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua dan pemerintah khawatir penyebaran narkoba akan begitu mudah menyebar ke generasi muda kita. Upaya memberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari masyarakat khususnya kalangan remaja.

Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun demikian, pada kenyataannya upaya tersebut tidak maksimal dilakukan pemerintah pemerintah sebelumnya.

Hal ini berimbas pada perkembangan pencandu narkoba yang semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun atau usia produktif.

Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Narkoba adalah isu kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, karena narkoba saat ini bukan masalah individu namun sudah semua laipsan masyarakat kena, dari orang biasa, artis sampai kepada pejabat pemerintah.

Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal.

Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak/remaja dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.

Usia muda, membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain.

Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah. Oleh karenanya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BNN dan intansi terkait lainnya, harus bersinergi dalam melakukan sosialisasi akan bahaya narkoba.

Sosialisasi harus dilakukan terus-menerus dan mengena kepada unsur unsur yang diindikasikan rentan akan pemakaian dan peredaran narkoba.

Mengingat begitu besarnya ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan dalam penanggulangan bahaya narkoba, maka dibutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkannya, bukan hanya pemerintah.

Masyarakat merupakan eleman terpenting didalam upaya pemberantasan narkoba, karena dalam kehidupan masyarakat pula segala aktivitas berjalan mulai dari yang bermanfaat hingga hal-hal yang dapat mengganggu keamanan dan stabilitas daerah.

Peran serta masyarakat, terutama para tokoh masyarakat yang harus tampil sebagai aktor utama dalam menggerakkan masyarakat. Para tokoh masyarakat ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap kelangsungan program pencegahan penyalahgunaan narkoba ini.

Mereka juga harus merangkul semua elemen masyarakat mulai dari orang tua, anak-anak, remaja, sekolah hingga organisasi sosial masyarakat supaya program tersebut dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh semua anggota masyarakat, sehingga harapan orang tua dan pemerintah Indonesia bebas dari bahaya narkoba bukan hanya impian belaka. *

Penulis adalah Pemerhati Masalah Hukum dan Narkoba