Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Venezuela Tegaskan Takkan Menyerah kepada Kekuatan Imperialis AS
Oleh : Redaksi
Sabtu | 26-08-2017 | 20:02 WIB
Presiden-Nicolas-Maduro.gif Honda-Batam
Presiden Nicolas Maduro (AFP via Getty)

BATAMTODAY.COM, Caracas - Venezuela meluapkan kemarahannya terhadap sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS).

Presiden Nicolas Maduro, seperti dilaporkan BBC pada Sabtu (26/8/2017), mengecam sanksi AS sebagai bentuk agresi ilegal terhadap Venezuela.

Berbicara langsung di stasiun televisi, Maduro menegaskan Venezuela tidak akan pernah menyerah ke kekuatan imperialis bernama AS.

Presiden berusia 54 itu menyatakan sanksi ini akan mengakibatkan kerugian untuk investasi AS dan juga warganya yang bekerja di Venezuela.

Adapun AS menjatuhkan sanksi yang spesifiknya melarang perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA bertransaksi obligasi di AS.

Secara tidak langsung sanksi juga memicu penutupan Citgo-Petroleum perusahaan AS yang merupakan anak perusahaan PDVSA.

Maduro menegaskan pembekuan ekspor minyak ke AS akan terjadi dan dia tidak memiliki masalah untuk menjual minyak negaranya ke negara lain yang berminat.

Maduro juga mengatakan akan memboikot Sidang Majelis Umum PBB yang akan digelar di New York bulan depan.

Adapun AS menjatuhkan sanksi ekonomi ke Venezuela yang dinilai di bawah pemerintahan Maduro semakin menjurus ke arah keditaktoran.

AS mengecam rejim Maduro yang telah mengakibatkan kelaparan dan kesakitan di penjuru negeri kaya minyak itu.

Awal bulan ini AS juga telah memasukan nama Maduro dan sekutu politiknya ke daftar sanksi internasional.

Venezuela telah dilumpuhkan oleh krisis ekonomi dan politik yang berujung demonstrasi jalanan berkepanjangan sejak awal tahun ini.

Pengunjuk rasa menuntut Maduro mengundurkan diri. Maduro, pengganti Hugo Chavez, sosok populer yang wafat tahun 2013, menolak tuntutan itu.

Malahan Maduro melancarkan aksi brutal dengan menahan pemimpin oposisi dan mengerahkan aparat bersenjata untuk membasmi demonstran.

Para demonstran dituduh sebagai agen asing yang ingin mengintervensi politik dalam negeri Venezuela.

Pada 30 Juli 2017, Maduro menggelar pemilu pembentukan Konstituante, dewan untuk merancang Undang-Undang baru Venezuela.

Konstituante diduga adalah upaya Maduro untuk mempertahankan kekuasaannya tanpa pemilu dengan membatalkan pemilu presiden yang dijadwalkan tahun depan.

Tanpa basa basi Konstituante yang dilantik melucuti kekuasaan legislatif Parlemen Venezuela dan memecat Jaksa Agung Luisa Ortega.

Ortega adalah mantan sekutu politik berubah menjadi lawan politik Maduro yang mengecam pembentukan Konstituante ini.

Ortega telah berhasil meloloskan diri ke Kolombia setelah penggantinya memerintahkan penangkapannya.

Mayoritas negara di dunia tidak mengakui Konstituante tersebut dan mengatakan Konstituante merupakan bentuk nyata kediktatoran Maduro.

Sumber: BBC
Editor: Udin