Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Deradikalisasi Dunia Maya
Oleh : Redaksi
Rabu | 12-07-2017 | 09:02 WIB
deradikalisasi1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi deradikalisasi. (Foto: Ist)

Oleh Ardian Wiwaha

HARUS diakui bahwa deradikalisasi dunia maya atau yang dikenal dengan online deradicalization merupakan istilah, kajian, dan wacana baru dan belum banyak pakar dan berbagai macam bentuk peneliti menggeluti bidang tersebut.

Deradikalisasi dunia maya muncul sebagai reaksi atas masifnya penyebaran pesan radikal, propaganda, dan upaya rekrutmen yang terjadi di dunia maya dengan asumsi bahwa media internet telah menjadi tempat sekaligus corong media yang paling efektif dalam menyuburkan pertumbuhan pahan radikal di masyarakat.

Seorang pakar dan peneliti deradikalisasi jihadis, Omar Ashour, adalah diantara sedikit pakar yang mencoba memberikan perhatian terhadap isu deradikalisasi dunia maya, walaupun ia tidak menghadirkan karya yang utuh.

Dalam salah satu karya tulisannya di jurnal Perspective on Terorism, Ashour memberikan satu ulasan dengan judul: Online Deradicalization? Countering Violent Extremist Narratives: Message, Messanger and Media Strategy.

Menurutnya, memang masih menjadi perdebatan tentang apakah media internet sebagai faktor primer atau sekunder yang dapat mengantarkan seorang menjadi radikal.

Terlepas dari polemik tersebut, tetapi telah banyak diakui dari berbagai penelitian bahwa media internet telah dimanfaatkan secara efektif oleh kelompok-kelompok radikal terorisme sebagai media dalam mempromosikan dan mempublikasikan narasi mereka, serta memfasilitasi proses radikalisasi dan proses rekrutmen.

Fakta-fakta yang telah diuraikan dalam pokok pembahasan umum yang sebelumnya terpublikasi di media, menunjukan sangat ketaranya bahaya pemanfaatan media internet oleh kelompok radikal terorisme.

Sebagai respons fenomena tersebut, menurut Ashour, internet dan media lainnya juga menjadi media efektif yang dapat digunakan dalam melakukan kontianarasi dari propaganda kelompok radikal terorisme.

Hal ini dikarenakan media internet mempunyai peran yang sangat vital dalam mempromosikan dan menyampaikan kontranarasi dan memfasilitasi kontradikalisasi dan deradikalisasi di dunia maya. (Dikutip dari buku karangan Mayjen TNI, Agus Surya Bakti yakni "Deradikalisasi Dunia Maya: Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media")

Penulis adalah Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia