Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemprov Kepri Bina 18 Atlet Sepak Bola U-15
Oleh : Ismail
Rabu | 21-06-2017 | 10:26 WIB
atlet-U-15.gif Honda-Batam
Inilah para atlet muda Kepri yang akan menjalani pendidikan dan pelatikan di PPLP Karimun. (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Disppora) sudah mulai membina atlet muda sepak bola U-15 di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Hal tersebut guna menumbuhkembangkan potensi muda Sepak Bola Kepri agar bisa bersaing ke tingkat Nasional.

PPLP cabang olahraga sepak bola itu dipusatkan di Kabupaten Karimun. Untuk itu, sebanyak 18 atlet sepakbola U-15 yang sudah lolos seleksi masing-masing Kabupaten/Kota akan mulai menjalani masa karantina pada tahun ajaran baru sekolah, Juli mendatang.

Kepala Dispora Kepri, Maifrizon mengungkapkan, para atlet yang keseluruhannya para pelajar tersebut akan dilatih oleh 'coach' asal Boyolali dan juga pernah memperkuat kesebelasan Primavera, Sapto Nugroho.

"Target kita bisa menjuarao Popwil 2018 di Aceh agar lolos mengikuti Popnas tahun 2019," ujarnya, Rabu (21/6/2017).

Ia menambahkan, selama menjalani proses karantina di PPLP para atlet harus mengikuti aturan yang sudah disepakati. Selain itu, para atlet tidak hanya bisa berprestasi di lapangan, namun harus tetap mengikuti menjalani proses pendidikan akademik sesuai dengan kewajiban anak seusianya.

"Semua atlet difasilitasi. Mulai dari, asrama, pendidikan sekolah, makan minum sehari-hari, dan uang saku Rp 600 ribu per bulan," kata Maifrizon.

Ia menegaskan, aturan yang sudah diterapkan dalam PPLP harus diikuti seluruh atket. Jika ada atlet yang melanggar, mala pihaknya tidak akan mentolerir tindakan tersebut. Yang bersangkutan akan dikeluarkan dari PPLP.

Oleh karena itu, lanjutnya, sebelum para atlet remaja dikarantina, pihak Dispora juga mengumpulkan para orang tua untuk menyepakati aturan tersebut. Agar, para orang tua bisa memahami apa yanb boleh dan tidak boleh dilakukan putranya selama masa karantina.

"Kesalahan yang paling fatal dan tidak bisa ditoleris adalah merokok," tegasnya.

Editor: Gokli