Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Seratusan Mayat Tergeletak dan Wartawan Pun Tertembak di Marawi Filipina
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 16-06-2017 | 08:38 WIB
Krisis_Malawi.jpg Honda-Batam
Polisi Filipina membantu warga sipil untuk keluar dari Marawi yang menjadi ajang pertempuran sengit antara tentara dengan milisi Maute pro ISIS. (Foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, Malawi - Seratusan orang terbunuh dalam pertempuran di kota Marawi, Filipina Selatan, menurut warga sipil yang meninggalkan kota itu, kata seorang politikus setempat.

Dikutip kantor berita Reuters, Zia Alonto Adiong, politikus yang terlibat dalam bantuan kemanusiaan di sana, mengatakan warga yang diungsikan keluar dari Marawi mengaku menyaksikan seratusan mayat tergeletak di lokasi-lokasi pertempuran sengit antara militan Kelompok Maute yang pro ISIS, dengan tentara Filipina selama tiga pekan terakhir.

"Mereka mengatakan, (mereka melihat) sekitar 100 mayat bergelimpangan," kata Zia Alonto Adiong kepada wartawan.

Ia mengatakan, sebelumnya keliru menyebut bahwa yang bergeletakkan itu mencapai 500-1000 mayat. "Saya minta maaf. (Angka itu) tentang jumlah warga yang diduga masih terperangkap," katanya kepada wartawan.

Militer Filipina mengatakan, 290 orang tewas dalam tiga pekan pertempuran, terdiri dari 206 militan Maute dan 58 tentara, dan 26 warga sipil,

Dalam perkembangan lain, seorang wartawan Australia tertembak lehernya oleh peluru nyasar saat meliput pertempuran.

Adam Harvey, yang bekerja untuk stasiun ABC, memajang gambar sinar-X di Twitter yang menunjukkan sebutir peluru yang bersarang di lehernya. Cedera itu tidak mengancam jiwanya, kata seorang direktur ABC.

Betapa pun, kepada BBC Indonesia, Harvey mengatakan bahwa ia ternyata harus mendapatkan peawatan lebih lanjut.

"Saya bergegas ke bandara. Mereka mengatakan saya harus dioperasi di Manila," katanya.
Hak atas foto@ADHARVES

Harvey mengatakan bahwa saat itu dia membungkuk untuk mengambil makanan dan air dari dalam mobil - dengan mengenakan perlengkapan pelindung termasuk helm dan jaket anti peluru -saat dia terkena sesuatu di lehernya yang menghujam 'terasa bagaikan bola kriket.

Dia mendapat pertolongan pertama dari rekan-rekan di tempat kejadian, yang mengira dia terkena pecahan peluru, tapi ketika mendapat perawatan medis, gambar sinar-X itu menegaskan bahwa dia terkena peluru.
"Untungnya peluru itu tidak mengenai bagian apapun yang penting dan tersangkut begitu saja di balik rahang saya," katanya.

Dia tidak kehilangan kesadaran dan disarankan memakai penyangga leher 'sebagai tindakan pencegahan.'

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani