Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR Kumpulkan Tokoh Nasional dan Agama Rawat Kebhinekaan
Oleh : Surya
Selasa | 13-06-2017 | 17:38 WIB
Ketua-MPR-Zuliifli.gif Honda-Batam
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan (Foto: dok.batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia mengundang tokoh-tokoh nasional, agama dan masyarakat dalam "Refleksi Kebangsaan Merawat Kebhinekaan Untuk Menjaga Keutuhan NKRI".

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, mengungkapkan alasan forum tersebut digelar karena antar kelompok masyarakat serta agama menyebut situasi tidak aman.

"Kok saling menyakiti? Berbagai pihak saling disakiti. Ini aneh. Kita merasa ada perasaan di masyarakat yang terbelah," ujar Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Zulkifli mengatakan, forum tersebut digunakan mencurahkan pendapat antar tokoh nasional untuk mencari solusi atas kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Forum itu diinisiasi oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, Mohammad Mahfud MD, Salahuddin Wahid atau Gus Solah serta MPR RI.

Forum yang dilaksanakan secara terbuka ini dimaksudkan untuk membangun sikap saling empati, sepemahaman dan kebersamaan guna memperkokoh persatuan dalam ikatan kebangsaan Indonesia.

"MPR sebagai rumah rakyat, meminta berbagai kalangan datang ke mari untuk menyampaikan perasaannya. Boleh marah-marah di sini tapi habis ini di luar sana menenteramkan masyarakatnya," kata Ketua Umum PAN itu.

Menurut Zulkifli, saat ini semua pihak penting menciptakan suasana saling mendukung dan menghargai serta mendukung program pemerintah. Bila pembangunan lancar maka rakyatnya sejahtera.

Zulkifli menuturkan, forum tersebut akan diadakan sampai rasa persatuan kembali tumbuh antar sesama bangsa Indonesia. "Sampai betul-betul bersatu dan bersaudara antar satu sama yang lain," kata Zulkifli.

Zulkifli menegaskan, adanya globalisasi yang digerakkan oleh perdagangan dan kemajuan teknologi saat ini, telah melancarkan arus pergerakan orang, barang, jasa, uang dan informasi serta telah memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, tetapi jika tidak diwaspadai dapat menjadi potensi yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk itu, kata dia, perlu ada kesadaran dan komitmen seluruh bangsa untuk menghormati kemajemukan bangsa Indonesia dalam upaya untuk mempersatukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, menuju masa depan yang lebih baik.

"Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri negara menyadari bahwa keberadaan masyarakat yang majemuk merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus diakui, diterima dan dihormati yang kemudian diwujudkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika," ujarnya.

Namun, Ketua MPR ini menyadari bahwa ketidakmampuan untuk mengelola kemajemukan dan ketidaksiapan sebagian masyarakat untuk menerima kemajemukan tersebut akan berpotensi mengakibatkan terjadinya berbagai gejolak yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurutnya, dalam sejarah perjalanan negara Indonesia sejak sebelum kemerdekaan sampai saat ini, telah terjadi pergolakan, kerusuhan dan kekurangstabilan dalam pemerintahan negara yang disebabkan oleh berbagai akibat, di antaranya penyalahgunaan kekuasaan, tidak terselesaikannya perbedaan pendapat, ketidaksiapan masyarakat dalam menghormati perbedaan pendapat dan kemajemukan, maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme.

"Berbagai akibat tersebut merupakan persoalan yang seharusnya dapat diminimalisir saat ini. Bangsa Indonesia dengan sejarah panjangnya, harus mampu mencegah terjadinya perpecahan yang diakibatkan oleh persoalan-persoalan klasik, utamanya adalah terpecahbelahnya persatuan dan kesatuan akibat adanya pengabaian kepentingan bangsa," ujar dia.

Forum ini katanya lagi, dimaksudkan sebagai forum curah perasaan dan pendapat secara jujur dan terbuka untuk membangun saling empati, pemahaman dan kebersamaan guna memperkokoh kebersatuan dalam ikatan kebangsaan Indonesia. Oleh sebab itu, format dialog dari hati ke hati sangat ditekankan pada forum ini.

Editor: Udin