Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Penjelasan Kades Busung Soal Kontroversi Pembangunan Pemukiman Program BSPS
Oleh : Harjo
Jum\'at | 09-06-2017 | 15:38 WIB
rusli-kades1.gif Honda-Batam
Rusli, Kepala Desa Busung Kecamatan Serikuala Lobam. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pembangunan pemukiman warga dari program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) Kementerian PUPR RI dan pengadaan lahan termasuk pembuatan batu miring di Desa Busung, Kecamatan Serikuala Lobam, Bintan ternyata berbeda sumber anggarannya.

Untuk pembangunan 95 unit perumahan BSPS itu anggaran dari APBN melalui kementerian PUPR RI. Sementara untuk pengadaan pematangan lahan termasuk pembangunan batu miring di lokasi pembangunan perumahan program BSPS, dianggarkan melalui APBD Bintan.

"Pembangunan perumahan program BSPS di Busung Bintan dan pengadaan lahan berbeda sumber anggarannya," ujar Rusli Kepala Desa Busung kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Jumat (9/6/2017).

Hal tersebut, kata Rusli untuk memperjelas posisi antara pengerjaan pembangunan perumahan dan pematangan lahan hingga pembuatan batu miring. Artinya antara penyiapan lahan, pamatangan hingga pembuatan batu miring dengan pembangunan peruumahan, walaupun sama-sama jalan tetapi berbeda anggaran termasuk kontraktor yang mengerjakannya.

"Adanya pemberitaan kontraktor mengunakan pasir tidak layak dalam membangun perumahan tersebut. Sejauh ini, untuk pembangunan perumahan tidak ada masalah. Tetapi informasi yang masuk pasir yang tidak layak atau yang disebut masyarakat pasir parit, itu digunakan untuk pengerjaan pembangunan batu miring," terangnya.

Baca: Alamak... Pasir Parit Pun Digunakan Untuk Bangun Pemukiman Program BSPS Desa Busung

Namun, saat dikroscek ke lapangan memang pihak kontraktor yang melakukan pembangunan batu miring sudah tidak lagi mengunakan pasir yang dinilai kurang layak tersebut.

Ditanya informasi adanya kontraktor yang menjadikan alasan untuk menunda pengadaan pasir untuk pembangunan perumahan, Rusli menyampaikan, bukan dari kontraktor yang menunda namun adanya kekuatiran masyarakat kalau pekerjaan pembangunan perumahan tersebut tertunda.

Editor: Yudha