Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI
Oleh : Redaksi
Sabtu | 27-05-2017 | 15:26 WIB
melawi1.gif Honda-Batam
Asap hitam mengepul ke langit, usai militer pemerintah Filipina melancarkan serangan udara ke sebuah lokasi yang telah dikuasai oleh militan Maute di kota Marawi, Filipina Selatan, 27 Mei 2017. REUTERS

BATAMTODAY.COM, Batam - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan komunikasi pemerintah dengan warga negara Indonesia di Kota Marawi, Provinsi Mindanao, Filipina, terus berlangsung.

Situasi di kota berpenduduk 200 ribu jiwa itu sedang tegang karena konflik senjata, antara militer Filipina dengan milisi Maute yang berafiliasi dengan ISIS. Kelompok milisi ini mencoba menguasai kota.

"Konsulat Jenderal RI (di Davao, Mindanao) terus berkomunikasi dengan mereka (WNI)," ujar Iqbal saat dikonfirmasi Tempo, Sabtu, 27 Mei 2017.

Kemlu RI sebelumnya sudah memastikan keberadaan 17 WNI di kota ini. Sebanyak 16 orang dari mereka diketahui sebagai rombongan Jamaah Tabligh.

"Keberadaan mereka diketahui aparat keamanan Marawi City karena sejak awal kedatangan sudah dinotifikasi resmi oleh pengurus masjid Abubakar As-Siddiq, yang merupakan markas Jamaah Tablig di Filipina," kata Iqbal menjelaskan.

Iqbal mengaku tidak memiliki informasi mengenai kabar bahwa para WNI ini menolak untuk dievakuasi. Namun, Iqbal memastika mereka masih berada di kawasan Marawi.

Adapun Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir, telah memastikan keselamatan seluruh WNI itu. "Mereka dalam keadaan baik, tinggal di dekat kantor polisi setempat," kata dia di Jakarta, 26 Mei kemarin.

Arrmanatha pun menyebutkan rombongan Jamaah Tablig ini telah dihubungi KJRI Davao. Mereka memutuskan bertahan di lokasi yang diberi status darurat militer oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha