Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cegah Penyelundupan Narkoba dan Sembako, Mabes Polri Lakukan Operasi Intelejen di Kepri
Oleh : Irawan
Selasa | 23-05-2017 | 16:14 WIB
Tito_Kapolri.jpg Honda-Batam
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian

BATAMMTODAY.COM, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, Mabes Polri bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan operasi intelejen mencegah untuk penyelundupan narkoba berkedok suplai kebutuhan sembako dari negara tetangga

Operasi intelejen dilakukan di pantai timur Sumatera, yakni di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau (Kepri).

"Kita telah melakukan opersai intelejen untuk mengatasi penyelundupan narkoba berdalih suplai sembako. Operasi kita lakukan di partai timur Sumatera bersama BBN di Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Riau, Batam (Kepulauan Riau)," kata Tito saat Rapat Kerja dengan Komis III DPR, Selasa (23/5/2017).

Menurut Tito, dalam melakukan operasi intelejen pemberantasan narkoba itu, Mabes Polri meminta bantuan TNI AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk mengawasi pelabuhan tikus di pantai timur Sumatera seperti di Batam.

"Mabes Polri juga melibatkan propam untuk mengawasi anggotanya di daerah agar konsisten melakukan pengawasan pelabuhan tikus. Tidak semua titik bisa kita awasi, tetapi kita minta anggota kita konsisten, bukan ikut meloloskan penyelundupan," katanya.

Selama ini, kata Tito, pemenuhan kebutuhan sembako di daerah berbatasan dengan negara tetangga seperti di Provinsi Kepulauan Riau kerap dimanfaatkan untuk penyelundupan narkoba.
Polri, lanjutnya, telah menyampaikan rekomendasi ke pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan sembako di daerah tersebut, sehingga tidak lagi mendatangkan dari negara tetangga.

"Sembako lebih murah dari luar dari daripada di dalam negeri, kalau suplai sembako ditutup akan menimbulkan gejolak sosial, kecuali pemerintah pusat menyediakan kebutuhan sembako di daerah tersebut," katanya.

Harga sembako di Kabupaten Karimun misalnya, akan lebih murah apabila dipasok dari negara tetangga Malaysia, dibandingkan harus mendatangkan dari Jawa atau daerah lain di Indonesia.

"Jadi kalau mau ada penutupan harus ada suplai dengan harga sama, ini sudah kita sampaikan ke pemerintah. Sehingga tidak ada lagi penyelundupan narkoba dengan dalih sembako, atau penyeludupan sembako itu sendiri," katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR Wenny Warrouw dari Fraksi Partai Gerindra mengatakan, ada banyak kelemahan dari Polri dalam mengawasi pelabuhan-pelabuhan tikus seperti di Batam. Polri dianggap seperti tidak berdaya dalam mencegah penyelundupan narkoba melalui pelabuhan-pelabuhan tikus di Batam.

"Kok kayaknya polisi tak berdaya, ada kelemahan polisi dalam mengawasi pelabuhan tikus. Narkoba banyak masuk dari pelabuhan tikus di Batam. Kan gampang sebenarnya mengatasi, Intelnya suruh bekerja cari siapa yang bertanggungjawab di pelabuhan tikus, tangkap. Kok polisi tak ada disitu," kata Wenny.

Editor: Surya