Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Joe Erison: Golput Tinggi, Parpol Gagal
Oleh : Andri Arianto
Rabu | 05-01-2011 | 13:33 WIB

Batam, batamtoday - Hari ini merupakan momentum bagi masyarakat untuk menentukan pilihan pemimpin Kota Batam periode 2011-2016 mendatang. Sejak pagi masyarakat telah mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) berdasarkan lokasi tetapan KPU.

Suryati, (45) warga Bengkong Baru kepada batamtoday mengaku telah menggunakan hak pilihnya dan menyatakan suaranya dengan mencoblos di TPS dekat rumahnya. Meski tidak terlalu memikirkan soal siapa calon yang pantas dipilihnya, namun Suryati dengan percaya diri menunjukan jari kelingkingnya yang dicelupkan tinta berwarna ungu saat usai mencoblos.

"Yang penting saya sudah nyoblos," katanya sambil tersenyum.

Ditempat lain, tepatnya di TPS 15, lingkungan Perumahan Kintamani, Sei Panas kegiatan pemilihan berjalan lancar. Ketua KPPSnya, Arifin kepada batamtoday menjelaskan hingga pukul 11.30 WIB tadi sedikitnya 200 pemilih telah menyalurkan aspirasinya. Total pemilih terdaftar yang mencapai 557 orang itu menunjukan TPS 15, serapan partisipasinya terbilang normal.

"Ditempat kami ini memang selalu begitu sejak pemilu dan pilgub lalu," kata Arifin.

Sementara, pengamat politik Kota Batam, Joe Erison menilai azas demokrasi di pulau Kalajengking ini masih belum berjalan sempurna. Dirinya mengkhawatirkan jika hasil pemilihan ini nantinya sangat tidak representatif dengan ambang batas pemilih tetap di Batam yang seyogyanya mencapai 50 persen lebih.

Berdasarkan pantauan pihaknya, Joe mengatakan hingga kini dari rata-rata laporan partisipasi pemilih masih cenderung di bawah 30 persen.

"Padahal ini sudah mau pukul 13.00 WIB, yang sebentar lagi akan dilakukan penghitungan," tukas Joe.

Melihat kondisi itu, Joe menilai standar elektibilitas dan kredibilitas calon sangat diragukan jika persentase tersebut tidak terpenuhi. Selain itu, kejujuran penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat kembali dipertanyakan atas kondisi itu.

Menurutnya, angka "golput" atau masyarakat yang tidak menyalurkan aspirasinya harus betul-betul di rangkum dan disampaikan kepada masyarakat, sebab jika angka golputny6a mencapai 60 persen berarti semua pihak harus menyadari terutama pemerintah dan partai politik bahwa pendidikan politik tidak berjalan.

"Kan jadi pertanyaan kita suara terbanyak yang tidak mencoblos itu siapa pemimpinnya, wong masih banyak yang gak milih, kan?" katanya dalam nada bertanya.

Meski tidak adal ketentuan soal persentase golput dengan yang memilih, namun jika jumlah golput di atas dari suara yang memilih, ini jelas merupakan preseden buruk bagi implementasi pelaksanaan demokrasi di Batam, jelas Joe.

"Kita bisa sebut gagal, karena partai politik ternyata telah gagal melakukan rekrutmen politik, karena tokoh yang direkrut dan ditawarkan partai politik kepada masyarakat diragukan kapabilitas dan kredibiltasnya oleh rakyat," tukasnya.