Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Berharap Atlet Bintan Berprestasi, Tanpa Pembinaan Sama Seperti Pungguk Rindukan Bulan
Oleh : Harjo
Jum'at | 12-05-2017 | 16:03 WIB
atletsilat.jpg Honda-Batam
Salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada event O2SN tingkat Provinsi Kepri di Tanjungpinang. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Berharap saja tanpa melakukan pembinaan maksimal, sama saja dengan pepesan kosong.

 

Bahkan, mengharapkan atlet Bintan meraih prestasi tanpa pembinaan yang baik, sama saja dengan "pungguk merindukan bulan".

Demikian ungkap tokoh masyarakat Bintan Sahat Sumanjuntak kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Jumat (12/5/2017).

"Dari sekian banyak atlet tingkat SD dan SMP yang mendapatkan prestasi, bisa di cross chek apakah itu karena memang adanya pembinaan dari pemerintah atau bakat pribadi yang mengantarkannya mendapatkan prestasi terutama untuk atlet Bintan," tegas Sahat Sumanjuntak kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Jumat (12/5/2017).

Artinya, kalau kepala daerah berharap anak-anak Bintan, memiliki prestasi di dunia olahraga dan seni, harapan tersebut jelas harus diimbangi dengan perhtian serta pembinaan yang maksimal. Karena dalam melakukan pembinaan jelas mengunakan anggaran.

"Jangan sampai, justru para atlet Bintan memilih mewakili daerah lain. Karena memang tidak ada perhatian dari pemerintah daerah, hal ini jelas sudah ada contohnya. Parahnya lagi, justru ada yang terlantar di daerah orang, pada hal mereka membawa nama Bintan," tegasnya.

Selain itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bintan, sebagai juga harus benar-benar bisa mengayomi cabang olahraga yang ada di Bintan. Baik mulai dari kepengurusan cabang olahraga, hingga pembinaannya.

"Karena di Bintan, mungkin cabang olahraga di Bintan, bisa lebih dari 30 cabang olahraga. Apakah bisa dipastikan lengkap dengan pengurusnya. Artinya jangan hanya ada kepengurusan saat ada event saja. Sebaliknya kepala daerah juga harus mengetahuinya, jangan menunggu laporan, karena bisa jadi laporan hanya sebatas Asal Bapak Senang (ABS)," imbuhnya.

Contoh nyata yang paling terbaru, atlet O2SN tingkat SD dan SMP yang mewakili Bintan di ajang provinsi kepri. Baik saat mereka meraih juara di tingkat kabupaten dan saat mewakili Bintan di ajang provinsi, apa yang mereka dapatkan, jelas sangat jauh dari harapan.

Sebagaimana diketahui, seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Kepri tingkat SD dan SMP telah ditutup pada Selasa (9/5/2017) malam. Kegiatan itu malah menyisakan kisah dan image yang justru kurang baik bagi daerah, terutama bagi para atlet yang mewakili Bintan.

Sebab, para atlet yang mewakili Bintan, kurang mendapatkan perhatian dari daerahnya. Bagaimana tidak, para atlet notabenenya membawa nama Kabupaten Bintan hanya mendapatkan uang trasportasi sebesar Rp210.000.

"Uang transportasi siswa hanya Rp210.000, sementara dari Pemkab Bintan atletnya tidak difasilitasi dengan baik, mulai dari transportasi keberangkatan dan uang saku atlet," ujar salah satu orangtua atlet yang mewakili Bintan kepada BATAMTODAY.COM yang minta namanya tidak disebutkan, Kamis (11/5/2017).

Pelatih pun merasakan hal yang sama, Pemkab Bintan terkesan kurang bertanggung jawab terhadap atletnya. Padahal, para atlet ini bertanding memperjuangkan nama Kabupaten Bintan di kancah provinsi maupun nasional.

Parahnya lagi, atlet yang berhasil mendapat medali baik emas, perak maupun perunggu, sama sekali tidak diberikan hadiah berupa uang pembinaan. Hanya uang transport itu sajalah yang diterima para atlet.

"Katanya dananya tak ada, kalau pun ada itu pun kecil. Miris melihat anak yang udah bertanding dan dapat juara. Intinya sebelum berbicara di tingkat nasional untuk menjemput prestasi. Harus dilihat bagaimana kondisi pembinaan yang ada di daerah," harapnya.

Realita ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh, Kepala Disdik Bintan, Tamsir. Menurutnya, untuk atlet yang telah mengharumkan nama Kabupaten Bintan, tetap mendapat perhatian dari pemerintah daerah, namun dengan mempertimbangkan kekuatan dan kemampuan anggaran daerah.

"Bantuan tentu ada dari kita, tetapi besarnya sesuai kemampuan dan setahu kita, pelaksanaan O2SN tingkat provinsi biasanya juga sudah dianggarkan melalui APBD provinsi, untuk transportasi, uang saku dan lainnya," terangnya.

Editor: Dardani