Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pasar Kaget, Solusi Belanja Saat Keuangan Mepet
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Senin | 31-10-2011 | 15:12 WIB
pasar-kaget-depan-PT-PCI-Se.gif Honda-Batam

Suasana pasar kaget di depan PT PCI, Sekupang. (Foto: Roni)

BATAM, batamtoday - Keberadaan pasar kaget di Batam ternyata tidak hanya muncul pada saat Bulan Ramadhan saja. Terbukti, saat menjelang pergantian bulan, sejumlah pasar kaget yang menjajakan beraneka dagangan selalu muncul terutama di kawasan-kawasan industri.

Seperti pasar kaget di depan PT PCI, Sekupang menjadi tempat belanja alternatif bagi para karyawan perusahaan. Di tempat itu dijual berbagai macam kebutuhan mulai dari makanan, pakaian, sepatu, buah-buahan dan lain sebagainya.

Pasar dadakan yang digelar di tepi jalan menuju Pelabuhan Sekupang tersebut hanya buka sejak pukul 15.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB selama sepekan yakni mulai tanggal 28 sampai awal bulan tanggal 5.

Pantauan batamtoday pada Senin (31/10/2011), para pedagang terlihat mulai mempersiapkan dagangan, mereka membuka lapak-lapak untuk tempat jualan masing-masing. Para pedagang membuka lapak sepanjang sekitar 200 meter, didapati mulai dari depan PT PCI hingga ke depan Warung Borobudur di Simpang Perumahan Kartini, Sekupang.

"Ini lagi mau buka mas, masih persiapan lapak dan barang jualan," kata Uda, seorang pedagang buah-buahan kepada batamtoday.

Uda mengatakan pembelinya kebanyakan berasal dari karyawan perusahaan serta warga sekitar. Biasanya buka sejak sore, dimana para kayawan melakukan pergantian shift kerja.

"Yang beli karyawan PT sama masyarakat. Kita juga tidak buka setiap hari, hanya waktu karyawan bulan muda aja," ungkapnya.

Sementara itu, Murni, salah satu karyawan PT PCI yang sedang belanja disana mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar kaget tersebut. Mereka jadi gampang untuk belanja, tanpa harus jauh-jauh ke pasar atau swalayan.

"Jadi enak juga kalau ada pasar ini. Mau beli apa-apa jadi gampang, pas mau pulang bisa sekalian belanja di sini," ucap Murni sambil melihat-lihat pakaian.

Hal senada juga disampaikan oleh Tari, dia mengaku sering belanja di pasar kaget itu. Meski hanya pasar kaget, banyak pilihan untuk dibeli untuk dibawa ke rumah.

Dia juga mengungkapkan keberadaan pasar kaget juga dapat menjadi solusi belanja di tengah keuangan yang mepet. Menurutnya gaji yang ia terima saat ini sudah tak sebesar dulu, dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar kontrakan kos.

"Kalau lima tahun lalu, habis gajian kita berani borong belanjaan di mall. Tapi kalau sekarang sudah susah," kata dia.

Perempuan asal Tuban, Jawa Timur ini berharap keberadaan pasar kaget ini jangan dijadikan sasaran penggusuran oleh aparat pemerintah melainkan lebih baik ditata sehingga dapat juga dijadikan tujuan wisata belanja alternatif.